PIKIRAN RAKYAT - Krisis politik yang melanda Myanmar hingga kini terus berlanjut.
Krisis politik bermula adanya aksi kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap pemerintahan sipil di negara itu pada 1 Februari 2021.
Selain itu, militer Myanmar juga melakukan penahanan terhadap para pejabat tinggi sipil di negara tersebut, salah satunya tokoh peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.
Kudeta dan penahanan tersebut mendapatkan protes dari warga sipil Myanmar.
Baca Juga: Update Covid-19 Dunia 7 April 2021: Kasus Konfirmasi Hampir Tembus 133 Juta Jiwa
Baca Juga: Jelang Bulan Suci Ramadhan 1422 H, Mentan Pastikan Ketersediaan 11 Pangan Nasional Terkendali
Namun, aksi protes tersebut mendapatkan tindak kekerasan dari tentara Myanmar hingga menimbulkan korban jiwa.
Terbaru, Pemerintah mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN terkait Myanmar akan diselenggarakan pada bulan ini di Jakarta.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan pertemuan yang rencananya akan dihadiri oleh pemimpin negara-negara ASEAN itu masih dalam pembahasan.
"Harapannya (pertemuan red.) bisa di bulan April," kata Teuku Faizasyah seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.