kievskiy.org

KTT OKI di Indonesia Demi Palestina

MENTERI Agama Lukman Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/2/2016). Indonesia resmi menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan pemerintah sudah membahas persiapannya dalam Rapat Terbatas Kabinet.*
MENTERI Agama Lukman Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/2/2016). Indonesia resmi menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan pemerintah sudah membahas persiapannya dalam Rapat Terbatas Kabinet.*

JAKARTA, (PRLM).- Indonesia resmi menjadi tuan rumah Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang diharapkan menghasilkan dukungan OKI dan dunia internasional terhadap penyelesaian masalah Palestina. KTT OKI rencananya diselenggarakan 6-7 Maret 2016. Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi bertugas menyiapkan pelaksanaan konferensinya sedangkan Menteri Sekretaris Negara bertanggung jawab atas kebutuhan para tamu negara sejak tiba di Indonesia hingga kembali lagi ke negaranya. Rencananya KTT OKI akan dihadiri kepala 56 negara/kepala pemerintahan, 4 pengamat (observer), dan 4 kuartet (Rusia Amerika, Uni Eropa, dan PBB). Retno menjelaskan, pada 9 Februari 2016, pertemuan segitiga Indonesia, Palestina dan Setjen OKI akan mulai dilakukan. Pada 6 Maret 2016 akan diselenggarakan senior officer meeting (SOM) yang dilanjutkan dengan pertemuan tingkat tinggi menteri luar negeri sedangkan konferensi dilaksanakan 7 Maret 2016. Fokus KTT kali ini adalah membahas situasi di Al Quds yang tidak membaik hingga saat ini sekaligus mendorong penyelesaian masalah Palestina. "Negoisasi (soal Al Quds) dalam konteks kuartet sudah terhenti sejak Mei 2015. Situasi dunia saat ini sangat dinamis. Sehingga terjadi distraksi isu yang dikhawatirkan akan menjadi isu Palestina ini menjadi tersingkirkan," kata Retno saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/2/2016). Retno menilai KTT ini sangat penting karena Indonesia menunjukkan komitmen mencapai perdamaian dan stabilitas dunia sekaligus menerjemahkan mandat konstitusi. Indonesia berharap ada penguatan dukungan OKI dan dunia internasional agar masalah Palestina diselesaikan. "Mengenai hasil yang kita diharapkan tentu pertama adalah political support/political statement, kedua adalah kita tidak cukup berhenti pada political statement tetapi kita perlu ada satu deklarasi yang isinya adalah action oriented sehingga political statement dan political support yang dihasilkan dalam KTT nanti akan dapat ditindaklanjuti dengan action oriented," katanya. Pratikno mengajak semua pemerintah daerah terutama DKI Jakarta, jajaran pemerintah pusat, serta masyarakat dapat mendukung KTT OKI. Dia mengatakan Indonesia sebagai negara islam terbesar di dunia harus bisa menunjukkan kesan Indonesia demokratis, damai, dan toleran sehingga layak menjadi pembelajaran. "Jadi hal teknis mulai kehadiran kepala negara. Event-nya mulai penjemputan, akomodasi, sampai di venue dan kembali lagi di negara masing-masing, selama itu pula kita akan memberi fasilitasi sebaik-baiknya dengan suasana bahwa kita sebagai negara muslim terbesar yang demokratis dan damai," kata Pratikno. (Arie C. Meliala/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat