NGONG, (PR).- Jutaan orang di Afrika menderita sakit jiwa. Namun, karena masyarakatnya masih percaya takhayul dan tidak peduli, banyak penderitanya tidak terdiagnosis dan menderita penganiayaan dan perlakuan kejam. Reporter VOA Rael Ombuor melaporkan dari kota Ngong, di Distrik Kajiado, Kenya, di mana sebuah prakarsa lokal mengirim relawan ke desa-desa untuk mengajar orang tentang penyakit jiwa dan mengidentifikasi mereka yang membutuhkan perawatan. Tim relawan kesehatan melakukan kunjungan penyuluhan di desa-desa Massai di bagian utara Kenya. Salah seorang di antara para relawan bertanya “Apakah ada orang sakit di sini, orang-orang yang mungkin Anda anggap gila?” Warga mengatakan tidak, tetapi menurut mereka ada orang-orang yang dibuat sakit oleh tukang sihir. Ada satu orang gila, kata mereka, tetapi dia sudah meninggal. Para relawan dari organisasi Reason to Hope, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengelola program pemberian layanan bagi penderita sakit jiwa, mengatakan pembicaraan demikian sangat umum. Yayasan Skizofrenia Kenya meluncurkan program itu untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit kejiwaan. Ratusan orang yang menderita sakit jiwa mendatangai kantor-kantor yayasan itu di kota Ngong setiap minggu untuk meminta bantuan. Direktur Program Mary Wahome mengatakan kepercayaan lokal dapat menjadi bahaya bagi penderita sakit jiwa. “Mereka masih percaya bahwa gangguan kejiwaan itu bukan penyakit, tetapi sesuatu yang dapat ditangani dengan roh masyarakat, eksorsisme atau pengusiran setan, dan lain lain-lain. Jadi bagi kami, pekerjaan utama kami adalah menyadarkan mereka bahwa jika diobati dengan baik dan ditangani secara dini, penyakit kejiwaan itu dapat diatasi.” Program Reason to Hope bekerja dengan klinik-klinik kesehatan pedesaan dan sejauh ini telah menjangkau lebih dari 30.000 penderita sakit jiwa di daerah-daerah pedesaan di Kenya. Sheldon Moses, 25 tahun, tidak terdeteksi menderita gangguan kejiwaan sampai setelah menyelesaikan sekolah menengah atas. Dia mengatakan, “Ibu saya menderita sakit jiwa, dan kadang-kadang orang mengira itu adalah kutukan dari nenek moyang, terutama jika kita berasal dari wilayah barat seperti daerah asal saya. Kadang-kadang sakit jiwa dianggap sebagai kutukan, tapi saya kira juga karena kebodohan.” Sheldon masuk dalam asuransi kesehatan milik orang tuanya, dan jika tidak demikian dia tidak akan mampu membeli obat yang mengontrol gejala-gejala yang dideritanya. Harga obat itu sekitar $30 per minggu, yang tentu menurutnya tidak terjangkau. Program kesadaran Reason to Hope terutama didanai oleh para anggota dan simpatisan. Yayasan ini tidak memiliki dana untuk menutup biaya perawatan rutin bagi semua penderita yang membutuhkan. Tapi menurut Wahome, menghilangkan mitos dan stigma seputar penyakit kejiwaan telah membuat masyarakat lebih proaktif dalam merawat anggota keluarga yang menderita penyakit itu. Namun, tambah Wahome, pengobatan yang efektif bagi gangguan kejiwaan memang ada dan pemerintah harus membantu menyediakan layanan itu bagi mereka yang membutuhkan.***
Penderita Sakit Jiwa Sering Peroleh Perlakuan Kejam
![](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/703x0/webp/photo/image/2016/03/sakitjiwa_0.jpg)
Terkini Lainnya
Tags
sakit
kejam
diagnosis
jiwa
anggota
relawan
kutukan
Artikel Pilihan
Terkini
Asia Africa Festival 2024: Dihadiri 32 Delegasi Negara, Semoga Masyarakat Bahagia Meski Hujan Melanda
Kandidat Pro Palestina Dominasi Kemenangan Pemilu Inggris, Genosida Israel di Gaza Jadi Penentu
Benjamin Netanyahu: Siapa pun yang Menyakiti Kami, Akan Dihukum Mati
Khan Younis dalam Krisis: 27 Orang Tewas, 2 di Antaranya adalah Jurnalis
Daging Dam Jemaah Haji Indonesia Siap Dikirim ke Tanah Air, Menko PMK: Perizinan Sudah Siap
Polling Pikiran Rakyat
Terpopuler
Waspada TBC: Kenali, Cegah, dan Obati Sampai Sembuh!
KPK Selidiki Kasus Korupsi yang Diduga Libatkan Anggota DPR Fraksi Gerindra dan Anggota BPK
Prediksi Skor Portugal vs Prancis di Euro 6 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain
Prediksi Skor Venezuela vs Kanada di Copa America 6 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain
Prediksi Skor Inggris vs Swiss di Euro 2024, Dilengkapi Starting Line-up
Rangkaian Acara Asia Africa Festival 2024, Ada Karnaval hingga Booth Makanan Gratis
Prediksi Skor Argentina vs Ekuador Copa America 5 Juli 2024: Berita Tim, Head to Head, dan Susunan Pemain
Kronologi Rumah Warisan Keluarga Ade Jigo Dieksekusi Pengadilan, Diduga Ulah Mafia Tanah
Prediksi Skor Portugal vs Prancis di Euro 6 Juli 2024: Head to Head, Berita Tim, dan Susunan Pemain
Prediksi Skor Spanyol vs Jerman di Euro 5 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain
Kabar Daerah
Siap Tempur di Pilwali Surabaya 2024, Ini Susunan Tim Pemenangan Eri Cahyadi dan Armuji
Wacana Ardito-I Made Bagiasa Muncul Ditengah Upaya Golkar Evaluasi Musa Ahmad
Terjatuh, Seorang ABK Tewas Tenggelam Ditemukan Tim SAR Gabungan TNI AL
Antara Andika Perkasa dan Sohibul Iman, Siapa yang Dipilih Anies?
Seru! Ini Isi Percakapan Jokowi dengan Petani di Desa Jaling Kabupaten Bone
Pikiran Rakyat Media Network
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022