kievskiy.org

Serangan Nice Dirancang Sejak 2015

POLISI Prancis meningkatkan kewaspadaannya, Minggu 17 Juli 2016, setelah serangan dengan menggunakan truk saat Bastille Day beberapa hari lalu.*
POLISI Prancis meningkatkan kewaspadaannya, Minggu 17 Juli 2016, setelah serangan dengan menggunakan truk saat Bastille Day beberapa hari lalu.*

PARIS, (PR).- Hasil penyelidikan sementara tim investigasi serangan teroris di Nice yang menewaskan 84 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya itu, menunjukkan bahwa serangan itu telah direncanakan sejak 2015. Selain itu, pelaku serangan, Mohamed Lahouaiej Bouhlel (31) saat melancarkan aksinya, tak bekerja sendirian, melainkan berkomplot dengan lima rekannya. Adapun nama kelima tersangka baru yang ikut merencanakan serangan teroris di kota pantai Nice tersebut adalah pria kelahiran Tunisia yang telah menjadi warga negara Prancis, Ramzi A (22), Chokri (37) yang juga warga Prancis keturunan Tunisia, Mohamed Walid G (38) warga Prancis keturunan Albaniadi Prancis, Artan H (39) dan istrinya Enkeledja Z (38) yang juga berasal dari Albania tetapi telah menjadi warga negara Prancis. Sejauh ini, seperti dilaporkan AFP, Jumat 22 Juli 2016, kepolisian Prancis telah menangkap lima orang yang membantu Bouhlel melancarkan aksinya di tengah perayaan Bastille Day yang merupakan hari nasional terpenting di negara pimpinan Francois Hollande tersebut. Jaksa penuntut Francois Molins mengatakan, pelaku serangan telah merencanakan aksinya sejak perayaan Bastille Day tahun 2015 lalu. Informasi ini terungkap, kata Molin, setelah tim investigasi berhasil menemukan sejumlah bukti rencana serangan itu dari ponsel dan komputer pelaku serta hasil interograsi terhadap lima tersangka lainnya yang kini telah ditahan. Tim investigasi, kata Bouhlel, menemukan pesan pendek Bouhlel kepada Mohamed Walid yang isinya memuji serangan Charlie Hebdo. Bouhlel dalam sandeknya itu menuliskan bahwa dia sangat mendukung para pelaku yang telah membunuh para jurnalis Charlie Hebdo. Saya bahagia karena para tentara Allah telah menuntaskan tugasnya," tulis Bouhlel dalam pesan pendek kepada Walid. Hasil investigasi juga menunjukkan bahwa dalam komputer Bouhlel dan ponselnya ditemukan berbagai gambar serangan kekerasan yang dilakukan ISIS dan Alqaidah. Sementara itu, terkait lima tersangka teroris yang ikut membantu aksi Bouhlel, Jaksa Molin mengatakan, mereka telah didakwa melakukan serangan teroris pada sidang Kamis 21 Juli 2016 waktu setempat. Mereka merupakan teman Bouhlel dan saat serangan teroris tersebut terjadi, kelimanya membagi tugas sehingga serangan tersebut sukses dilakukan Bouhlel, pria kelahiran Tunisia tersebut. Dari hasil penyelidikan, kata Jaksa Molin, terungkap pula bahwa salah seorang terduga teroris Mohamed Oualid G sempat merekam loaksi kejadian sehari setelah serangan terjadi. Dalam video hasil rekaman Mohamed tersebut, tampak lokasi kejadian dipenuhi jurnalis dan paramedis.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat