kievskiy.org

Perempuan Arab Menggugat Kesetaraan

SEORANG perempuan Arab Saudi berada di dalam kendaraan saat perayaan Kemerdekaan Arab Saudi di Riyadh, 23 September 2016.*
SEORANG perempuan Arab Saudi berada di dalam kendaraan saat perayaan Kemerdekaan Arab Saudi di Riyadh, 23 September 2016.*

RIYADH, (PR).- Puluhan ribu wanita Arab Saudi menandatangani petisi yang menuntut diakhirinya sistem perwalian oleh lelaki yang selama ini ditetapkan pemerintah setempat. Dilansir AFP, Selasa ​27 September 2016, salah seorang​ aktivis kampanye​ ​penghapusan sistem perwalian, ​Prof ​Aziza Al-Yousef yang berdomilisi di Riyadh tersebut, mengatakan bahwa sistem perwalian sangat merugikan karena menganggap wanita bukan sebagai "warga negara yang penuh". Aziza yang merupakan pensiunan guru besar di salah satu kampus di Saudi tersebut mengaku proses pengajuan petisi tak sepenuhnya mulus. Pasalnya, saat dia mencoba untuk menyerahkan petisi yang sudah ditandatangani 14.700 nama tersebut ke pengadilan Kerajaan Saudi, otoritas setempat sempat menolak. Namun kemudian otoritas pengadilan meminta Azizah untuk menyerahkan petisi lewat pos. "Hari ini saya menyerahkannya lewat pos sesuai dengan permintaan," ujarnya. D​ia berharap, pemerintah Saudi dengan cepat merespons petisi tersebut. Dua tahun lalu, aktivis perempuan Saudi juga pernah menggelar demonstrasi yang menentang larangan mengemudi bagi kaum hawa​. Mereka berunjuk rasa ​​menyerukan pemerintah untuk mengizinkan perempuan menyetir​. Dalam aksi tersebut, sejumlah perempuan nekat mengemudi di jalanan yang membuat mereka ditangkap, kendati kemudian dibebaskan setelah banyak yang memprotes. Prof. Aziza Youssef yang saat itu belum pensiun dari King Saud University, juga ikut memimpin aksi tersebut. Dia mengatakan, aturan yang diterapkan pihak kerajaan tersebut sangat diskriminatif terhadap perempuan. Sampai saat ini, larangan mengemudi masih berlaku yang membuat para aktivis tetap melanjutkan perjuangan mereka agar aturan diskriminatif tersebut segera dicabut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat