kievskiy.org

Mata Air Panas Gunung Bongkok Belum Teroptimalkan

SALAH seorang warga Mekar Asih, Duri, tengah memperlihatkan sumber mata air di perkampungannya, Rabu 5 Oktober 2016. Tiga sumber mata air panas yang berada tidak jauh dari pemukiman warga diharapkan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar.*
SALAH seorang warga Mekar Asih, Duri, tengah memperlihatkan sumber mata air di perkampungannya, Rabu 5 Oktober 2016. Tiga sumber mata air panas yang berada tidak jauh dari pemukiman warga diharapkan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar.*

PALABUHANRATU, (PR).- Potensi alam Kabupaten Sukabumi memang sangat luar biasa. Hanya saja upaya mengeksplotasi alam demi kesejahteraan warga masih belum optimal. Seperti keinginan warga Desa Mekar Asih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Rabu 5 Oktober 2016. Mereka mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk segera menindaklanjuti hasil temuan sumber mata air di perkampungannya. Tiga sumber mata air panas yang berada tidak jauh dari pemukiman warga diharapkan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar. Keberadaan tiga saluran air panas di celah-celah dinding bukit diharapkan dapat mendorong kesejahteraan warga sekitar. Kendati keberadaan air panas persis di kaki Gunung Cipanas dan Gunung Bongkok yang berada di perbatasan Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah, dan Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, ditemukan warga cukup lama. "Tapi baru dieksploitasi warga sekitar kurang dari dua tahun lalu. Tiga titik sumber mata air panas salah satunya berupa air pancuran yang keluar dari dinding bukit dan debitnya cukup besar langsung ke bibir Sungai Cimandiri, merupakan upaya warga," kata Duri, salah seorang warga Mekar Asih, Rabu 5 Oktober 2016. Duri mengatakan, temuan air panas setelah warga bergotong-royong membobol celah-celah bukit yang berada tidak jauh perkampungan warga. Dengan peralatan seadanya, warga berhasil membobol cadas bukit sepanjang 60 meter yang berada tidak jauh dari permukiman warga di Kampung Cimalaka. "Kini air panas berhasil keluar setelah warga bergotong royong membobolnya. Air panas dari celah-celah bukit kini masih belum dimamfaatkan secara optimal. Kami bertharap dinas terkait untuk segera menindaklanjuti demi kesejahteraan warga sekitar,” katanya. Kepala Desa Mekarasih, Rosidin mengatakan keberadaan sumber mata air panas diwilayahnya sudah lama diketahuinya. Bahkan warga disekitar kerap memafaatkan air panas tersebut. Warga memafaatkan air panas tersebut untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). "Warga telah lama mengetahui keberadaan sumber mata air panas tersebut," katanya. Keberadaan sumber mata air tersebut, kata Rosidin baru dioptimalkan oleh warga 2004 lalu. Lubang sumber mata air yangsebelumnya hanya kecil, kini diperlebar oleh warga sekitar. "Sebelumnya, air panas dari saluran relative sangat kecil karena terhalang bukit batu cadas. Tapi setelah warga bergotong royong membobol bukit batu kini membludak," katanya. Sebenarnya, kata Rosidin, warga telah berusaha mengoptimalkan keberadaan ketiga sumber mata air Cipanas itu. Warga secara swadaya telah membangun dindin dari bronjong. Pancuran air dengan median bambu dengan diameter 30 sentimeter dipasang persis di sela-sela bebatuan diharpakan dapat menyalurkan air. "Banyak warga memafaatkan pancuran tersebut untuk mandi," katanya. Rosidin sangat berharap pemerintah dapat mengoptimalkan hasil jerih payah warga setempat. Tak menutup kemungkinan dengan alokasi anggaran keberadaan sumber mata air dapat dioptimalkan menjadi obyek wisata. Apalagi kadar panasnya 80 derajat celicus dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. "Mudah-mudahan keberadaan dapat dimanfaatkan untuk wisata lokal sebagai pendapatan daerah, kami sangat mengharap perhatian pemerintah segera merespon potensi sumber ala mini," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat