kievskiy.org

Mirip Bangsa Asia, Temuan Tengkorak Bentuk Telur di Jerman Bingungkan Arkeolog

Spesimen tengkorak dengan deformasi kuat (kiri), beberapa (tengah) dan tidak ada (kanan) tengkorak deformasi.*
Spesimen tengkorak dengan deformasi kuat (kiri), beberapa (tengah) dan tidak ada (kanan) tengkorak deformasi.*

PENEMUAN tengkorak berbentuk telur yang berusia 1.500 tahun di pemakaman Bavaria telah membingungkan para peneliti selama lebih dari setengah abad, namun sekarang hasil temuan dari beberapa genetik telah membantu peneliti memecahkan kasus ini. Peneliti menjelaskan bahwa tengkorak runcing ini kemungkinan milik pengantin imigran yang melakukan perjalanan ke Bavaria dari tempat yang jauh untuk menikah.

Dilansir dari Live Science, temuan tersebut menunjukkan bahwa pengantin berkepala panjang, yang berasal dari abad keenam Masehi, kemungkinan melakukan perjalanan jauh dari Eropa tenggara.

Para peneliti menulis bahwa, perjalanan yang jauh tersebut tentu saja sulit, namun hal itu sesuai dengan apa yang didapat, yaitu ikatan pernikahan yang membantu menggabungkan aliansi di Eropa pada abad pertengahan.

Migrasi besar

Saat para wanita dengan tengkorak alien tersebut masih hidup, Eropa sedang mengalami perubahan budaya yang besar. Dalam penelitian tersebut para peneliti menulis  bahwa Kekaisaran Romawi dibubarkan sebagai “orang barbar” – suku Jermanik yang mencakup Goth, Alemanni, Gepid dan Longobard – pindah dan mengambil alih wilayah tersebut. Pengantin asing tersebut dimakamkan di pemakaman salah satu kelompok ini, yaitu Baiuvarii, yang sekarang adalah Bavaria.

Penemuan dari sisa tengkorak wanita tersebut telah membingungkan arkelog selama puluhan tahun. Hal ini hanya mungkin dilakukan untuk membuat tengkorak runcing, yang secara ilmiah disebut sebagai deformasi kranial buatan (ACD), yang dilakukan saat masih anak-anak, saat tengkorak masih lunak. Namun, para arkelog tidak dapat menemukan anak-anak dengan tengkorak berbentuk telur di pemakaman tersebut. Selain itu, para wanita tersebut dikuburkan dengan  artefak lokal, bukan yang asing, dan hal tersebut menunjukkan bahwa mereka telah beradaptasi dengan budaya lokal.

Tengkorak berbentuk telur dianggap sebagai standar kecantikan di beberapa kebudayaan dan mungkin merupakan tanda kebangsawanan, ujar para peneliti.

Penelitian tersebut mendorong para peneliti untuk mengetahui apakah wanita tersebut telah berimigrasi dari tempat lain, mungkin seperti dari Eropa Timur, di mana deformasi kranial dilakukan pada awal abad ke 2 di Rumania; dari Asia, rumah dari orang Hun yang nomaden, sebuah budaya yang juga melakukan pembentukan tengkorak; atau dari daerah setempat, yang berarti bahwa Baiuvarii telah mengadopsi defromasi kranial tersebut.

Untuk memecahkan misteri tersebut, dalam sebuah penelitian terbaru, peneliti memeriksa DNA dari 36 orang – 14 yang memiliki tengkorak berbentuk telur – dari enam pemakaman Bavaria. Mereka juga memeriksa DNA seorang tentara Roma setempat dan dua wanita abad pertengahan dari Krimea dan Serbia, di mana wanita misterius itu mungkin berasal.

Penelitian DNA

Para peneliti menemukan bahwa, wanita bertengkorak runcing tersebut secara genetik sangat berbeda dengan Baiuvarii lainnya

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat