kievskiy.org

Jerman Bela Iran Soal Kesepakatan Nuklir

BERLIN, (PR).- Kanselir Jerman Angela Merkel, Rabu 16 Mei 2018 mendorong kembali kesepakatan nuklir Iran dipertahankan.Seperti dilansir Yahoo News, respons ini merupakan sikap Jerman terhadap penolakan Washington atas kesepakatan nuklir Iran. Merkel mengatakan, perjanjian itu membantu menghilangkan kekhawatiran sejumlah negara terkait peran regional Iran. 

Iran menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada tekanan AS dan akan menolak "plot" AS, setelah Presiden Donald Trump meninggalkan perjanjian 2015 lalu itu pekan lalu.

Keputusan Trump yang menolak kesepakatan nuklir Iran yang telah dibuat melalui negosiasi selama lebih dari satu dekade diplomasi itu, sangat mengejutkan. Berbeda dengan pendahulunya, Barack Obama, Trump justru mengeluh bahwa kesepakatan tahun 2015 itu tidak lengkap. Pasalnya, itu tidak mencakup rudal balistik Iran, dan tidak mengatur peran Iran dalam perang regional, sebagaimana yang dilakukan Iran di Suriah dan Yaman.

Selain itu,kata Trump, kesepakatan nuklir Iran 2015 juga tidak mengatur yang terjadi setelah pakta kesepakatan berakhir pada 2025.

Dilansir Reuters yang dikutip Yahoo News, negara-negara Eropa memahami sejumlah kekhawatiran  Trump tersebut, tetapi mereka tetap berpendapat bahwa kesepakatan nuklir adalah cara terbaik untuk menghentikan Iran mendapatkan senjata atom.

Merkel menegaskan kembali pembelaan atas kesepakatan itu dalam sambutannya kepada para anggota parlemen di majelis rendah parlemen Bundestag, Rabu 16 Mei 2018.

"Pertanyaannya adalah apakah Anda dapat berbicara lebih baik jika Anda mengakhiri perjanjian atau jika Anda tetap di dalamnya ... kami katakan Anda dapat berbicara lebih baik jika Anda tetap di dalamnya," kata Merkel seperti dikutip Yahoo News.

"Perjanjian ini adalah segalanya. Memang  tidak ideal, tapi Iran sebagaimana diungkapkan semua otoritas nuklir internasional, akan berpegang  teguh pada komitmen perjanjian."

Seperti diketahui, Trump pekan lalu mengumumkan, dirinya berencana untuk menerapkan kembali serangkaian sanksi yang dicabut dari perjanjian itu, dan Departemen Keuangan AS pada Selasa 15 Mei 2018 telah memberlakukan sanksi terhadap gubernur bank sentral Iran, tiga orang lainnya dan sebuah bank yang berbasis di Irak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat