kievskiy.org

Golan Bukan Milik Israel

DATARAN tinggi Golan.*/NYTIMES
DATARAN tinggi Golan.*/NYTIMES

NEW YORK, (PR).- Lima negara Eropa yang menduduki Dewan Keamanan PBB pada Selasa malam waktu setempat atau Rabu, 27 Maret 2019, menolak keputusan Donald Trump yang mendeklarasikan Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel. Keputusan Presiden Amerika Serikat tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan konsekuensi yang cukup riskan.

Belgia, Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia bersikeras mempertahankan pendirian mereka bahwa Golan hanya sekadar wilayah jajahan Israel di Suriah. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan hukum internasional yang tertera dalam Resolusi DK PBB.

"Kami tidak mengakui kedaulatan Israel di wilayah yang mereka jajah sejak Juni 1967, termasuk Dataran Tinggi Golan, dan kami tidak menganggapnya sebagai bagian dari negara Israel," ungkap duta besar Belgia, Marc Pesteen de Buytswerve, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu.

Dubes Belgia tersebut juga mengatakan bahwa mereka khawatir pada konsekuensi yang akan timbul dari pengakuan aneksasi tersebut. Dewan Keamanan PBB pun membuat ketetapan untuk mendesak Israel untuk segera angkat kaki dari Dataran Golan.

Menyimpang

Dataran tinggi itu sendiri merupakan lahan seluas 800 km2 yang terletak di perbatasan Israel dan Suriah. Wilayah tersebut pertama kali direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari di tahun 1967. Israel kemudian melakukan aneksasi di tahun 1981 yang tidak pernah diakui secara internasional.

Melalui akun Twitter miliknya, Presiden Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat mengakui Dataran Golan sebagai bagian dari Israel. “Setelah 52 tahun, ini waktunya Amerika Serikat untuk mengakui penuh kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang sangat penting bagi strategi dan keamanan Israel serta stabilitas daerah (tersebut)!” tulisnya pada tanggal 21 Maret lalu.
 

Pada hari Senin siang waktu setempat, Presiden Trump akhirnya menandatangani sebuah proklamasi di mana Amerika Serikat mengakui dataran tersebut sebagai wilayah Israel. Penandatanganan tersebut melanggar kebijakan yang telah lama dijalankan oleh AS sendiri. Ini artinya, Trump telah menyimpang dari kebijakan domestik yang dijalankan para presiden AS sebelumnya.

Dubes AS di PBB, Jonathan Cohen, mengatakan bahwa pihak Washington telah memutuskan untuk menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dan juga negara Iran "Membiarkan Dataran Tinggi Golan dikuasai rezim Suriah dan Iran berarti menutup mata terhadap kekejaman rezim Assad dan keberadaan Iran yang membuat kerusakan dan kerusuhan di kawasan tersebut," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat