kievskiy.org

Tarif ke Jamban di Kairo Seharga 1 USD untuk Empat Orang

JEMAAH ziarah Jejak-jejak Rasul (JJR) antre ke jamban umum di rest area gurun Sinai, Mesir, sebelum ke perbatasan Israel, Selasa, 2 April 2019. Tarif jamban umum di Mesir adalah 1 Dollar AS untuk empat orang.*/SARNAPI/PR
JEMAAH ziarah Jejak-jejak Rasul (JJR) antre ke jamban umum di rest area gurun Sinai, Mesir, sebelum ke perbatasan Israel, Selasa, 2 April 2019. Tarif jamban umum di Mesir adalah 1 Dollar AS untuk empat orang.*/SARNAPI/PR

BANYAK kenangan ketika melakukan perjalanan ke negeri orang. Dari mulai budaya, kebiasaan, sampai kuliner yang berbeda-beda sehingga menjadi daya tarik sendiri.
Salah satu yang cukup unik selama perjalanan di Kairo maupun kota St Catherine, Mesir, adalah tarif memanfaatkan jamban umum. Tentu keberadaan jamban umum selama di perjalanan sangat strategis meski kurang diperhatikan kebersihannya.

Demikian pula rombongan ziarah Jejak-jejak Rasul (JJR) Khalifah Tour dan Amoures yang merupakan perjalanan dinamis dengan selalu bergerak dari satu titik tujuan ke titik tujuan lainnya di tiga negara yakni Mesir, Palestina dan Yordania. Sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya dipenuhi gurun pasir nan gersang tentu keberadaan jamban umum hanya bisa ditemui di rest area. Kadang rest area baru bisa ditemui dua atau tiga jam perjalanan dari titik awal berangkat.

Nah, ketika rombongan turun dari bus, pasti "menyerbu" jamban umum selain tentu saja restoran untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Kalau biasanya rata-rata tarif masuk jamban umum di Bandung adalah Rp 2.000/orang, maka di Mesir berlaku tarif 1 Dollar AS untuk empat orang atau sekitar Rp 14.200. "Kalau mau ke jamban umum lebih baik berombongan sebab tarifnya 1 Dollar AS untuk empat orang. Nanti petugas jamban akan menghitung," kata pemandu wisata lokal, Alaudin.

Namun, tarif itu juga bisa berlaku untuk seorang apabila ke jamban umumnya sampai empat kali bolak-balik. "Kalau dua orang juga bisa bila masing-masing dua kali balikan ke jamban," ucapnya.

Sedangkan saat makan di restoran hotel maupun rest area juga seringkali pihak hotel akan menghitung dulu jumlah tamu yang akan makan. Kalau satu meja makan ada empat atau enam kursi, maka harus dipenuhi dulu. Tamu tidak boleh secara acak menentukan sendiri meja atau kursi yang akan ditempati.

Setelah semua meja terpenuhi baru para tamu akan dipersilakan untuk memilih makan secara prasmanan yang disediakan. "Kalau tamu akan mengambil makanan untuk bekal di perjalanan juga dipersilahkan, tapi jangan banyak-banyak ya. Biasanya makanan favorit yang dibawa adalah roti dan telur rebus warna putih. Memang di jazirah Arab maupun Afrika seperti Mesir warna kulit telur ayam adalah putih bukan cokelat seperti di Indonesia," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat