kievskiy.org

NTJ Diduga Sebagai Pelaku Pengeboman di Sri Lanka

PENGEBOMAN di Sri Lanka.*/GULF NEWS
PENGEBOMAN di Sri Lanka.*/GULF NEWS

KOLOMBO, (PR).- Hasil investigasi awal otoritas Sri Lanka yang didukung sejumlah bukti rekaman cctv di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka, menunjukkan bahwa pengeboman keji yang menewaskan 321 orang, dilakukan kelompok ekstremis setempat National Thowheeth Jama’ath (NTJ) atas bantuan jaringan internasional.

Pengumuman soal identitas pelaku itu dilakukan pemerintah tak lama setelah ISIS lewat kantor berita Amaq, mengklaim bertanggung jawab atas pemboman Paskah di Sri Lanka yang menewaskan lebih dari 320 orang itu.

Dilansir Reuters dan BBC, menteri kesehatan yang merangkap sebagai juru bicara kabinet, Rajitha Senaratne, mengatakan pihak berwenang Sri Lanka telah diberi informasi tentang ancaman dari NTJ dua minggu sebelum serangan.

Balas dendam

Sementara itu, seperti dilansir Reuters yang dikutip Antara, saat menyampaikan hasil penyelidikan awal terkait bom Paskah kepada parlemen di Kolombo, Selasa, Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene mengatakan bahwa serangan yang terjadi di delapan tempat, termasuk tiga gereja dan tiga hotel itu merupakan balas dendam atas serangan brutal di dua masjid di Selandia Baru beberapa waktu lalu.

Ia juga menyebutkan bahwa dua kelompok ekstremis simpatisan ISIS diyakini bertanggung jawab atas peristiwa keji pada hari Minggu lalu itu.

"Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa serangan ini merupakan aksi balas dendam atas serangan terhadap dua masjid di Selandia Baru," kata sang Menhan.

"Aksi tersebut didalangi oleh kelompok ekstremis National Thowheeth Jama’at (NTJ) bersama dengan JMI," ungkapnya.

Wijewardene menjelaskan, NTJ mempunyai hubungan dengan kelompok radikal di India. "NJT ini mempunyai hubungan dekat dengan Jamaat-ul-Mujahideen India (JMI). Hubungan itu kini telah terungkap," kata Wijewardene di hadapan politisi.

Wijewardene juga menambahkan bahwa korban tewas ledakan bom bertambah menjadi 321 orang dari sebelumnya dilaporkan 310, termasuk di antaranya 38 warga asing.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat