kievskiy.org

Lembur Kerja Dihapus, Angka Bunuh Diri di Jepang Turun Drastis

HUTAN Aokigahara, terkenal menjadi tempat bunuh diri di Jepang.*
HUTAN Aokigahara, terkenal menjadi tempat bunuh diri di Jepang.* /pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT –  Angka bunuh diri di Jepang pada 2019 turun ke titik terendahnya selama lebih dari 40 tahun, menurut pihak Kepolisian Jepang pada Jumat, 17 Januari 2020, saat memper­ingati tepat 10 tahun masa penurunan kasus bunuh diri.

Belum diteliti lebih lanjut apa sebab penurunannya, tapi berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan stress di Jepang, termasuk kerja lembur dihapus.

Seperti dilansir Reuters, Jumat, tindakan bunuh diri mempunyai sejarah panjang di Jepang sebagai jalan untuk menghindari rasa malu atau aib, dan tingkat bunuh diri di Jepang tetap menjadi teratas dari kelompok 7 negara maju (G7).

Baca Juga: 10 Manfaat Menggunakan Krim Malam, Salah Satunya Dapat Hilangkan Kerutan

Namun, upaya pemerintah telah membawa angka bunuh diri yang terjadi di Jepang turun sekitar 40 persen selama 15 tahun.

Angka bunuh diri di Jepang pada 2019 turun sebanyak 881 orang, sehingga jumlah keseluruhan kasus bunuh diri menjadi di bawah 20.000 untuk pertama kalinya, sejak catatan kasus yang dimulai pada 1978, berdasarkan data Kepolisian Jepang yang diumumkan pada Jumat.

Tingkat bunuh diri di Jepang turun menjadi 15,8 orang per 100.000, atau penurunan sebanyak 70 persen.

Baca Juga: Fitur Google Search Dekstop Kini Punya Ikon Baru

Sebaliknya, tingkat bunuh diri di Amerika Serikat -- negara dengan jumlah penduduk lebih dari dua kali populasi Jepang -- adalah 14 per 100.000 pada 2017, tahun terakhir di mana data tersebut dapat diakses - walaupun bunuh diri adalah masalah yang terus berkembang di AS.

Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 13.937 laki-laki dan 6.022 perempuan mencabut nyawa mereka sendiri. Namun, tidak ada ­pengelompokan data kasus bunuh diri berdasarkan umur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat