kievskiy.org

Hidup Sulit di Korea Selatan Jadi Alasan Pembelot Korea Utara Berani Lintasi DMZ

Seorang pria melihat ke arah Desa Kaepoong di Korea Utara melalui teropong di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, di Paju, Seoul 16 Oktober 2013.
Seorang pria melihat ke arah Desa Kaepoong di Korea Utara melalui teropong di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, di Paju, Seoul 16 Oktober 2013. /Kim Hong-Ji Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Seorang mantan pembelot Korea Utara yang menyelundup melintasi perbatasan memicu perdebatan mengenai hidupnya di Korea Selatan.

Lantaran, pria yang sebelumnya pindah ke Korea Selatan ini berani mengambil risiko melewati daerah Zona Demiliterisasi (DMZ) untuk kembali ke Korea Utara.

Aksi yang dilakukan pria tersebut akhirnya menimbulkan pertanyaan perihal bagaimana dia diperlakukan di dalam kehidupan barunya sebagai warga Korea Selatan.

Militer Korea Selatan mengidentifikasi pria yang melintasi DMZ, merupakan lokasi militer bersenjata berat dan memisahkan kedua Korea, sebagai warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan lebih dari setahun lalu.

Baca Juga: Jejak Digital Vanessa Angel Bocor, Kesaksian Kim Hawt Soal 'Pocong Lontong' Terbukti?

Penderitaan pria tersebut memberikan informasi baru pada kehidupan para pembelot, dan menimbulkan pertayaan mengenai kehidupan mereka.

Beberapa di antaranya tentang dukungan yang mereka terima setelah melakukan perjalanan berbahaya dari Utara yang miskin dan dikontrol ketat menuju Selatan, yang dianggap kaya dan demokratis.

Seorang pejabat militer mengatakan bahwa pembelot tersebut berusia sekitar 30 tahunan dan hidup miskin sebagai petugas kebersihan.

"Saya akan mengatakan dia diklasifikasikan sebagai kelas bawah, nyaris tidak mencari nafkah," kata pejabat itu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat