kievskiy.org

Tahanan Palestina Mengakhiri 'Puasa' Selama 140 Hari Usai Israel Janjikan Pembebasan

 Ilustrasi penjara. Seorang tahanan asal Palestina mengakhiri aksi mogok makan selama 140 hari setelah mencapai kesepakatan dengan Israel terkait pembebasan.
Ilustrasi penjara. Seorang tahanan asal Palestina mengakhiri aksi mogok makan selama 140 hari setelah mencapai kesepakatan dengan Israel terkait pembebasan. /Pixabay.com/Ichigo121212 Pixabay.com/Ichigo121212

PIKIRAN RAKYAT- Seorang tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan selama lebih dari 140 hari, telah setuju untuk mengakhiri puasanya setelah mencapai kesepakatan dengan Israel.

Tahanan Palestina itu melakukan aksi mogok makan sebagai upaya untuk memprotes penahanan terhadap dirinya oleh Israel yang dilakukan tanpa tuduhan.

Hisham Abu Hawash, pria berusia 40 tahun tersebut mengakhiri puasanya setelah pihak Israel melakukan kesepakatan dengan Palestina, yang menghasilkan keputusan pembebasannya pada Februari mendatang.

Jawad Boulos, pengacara tahanan Hisham Abu Hawash, mengatakan pada hari Selasa, 4 Januari 2022 bahwa Abu Hawash setuju untuk mengakhiri mogok makan setelah Israel berjanji untuk membebaskannya pada 26 Februari.

Baca Juga: Takut Disangka Rendahkan Dorce Gamalama, Sule Rela Sungkem: Maksudnya Bukan Apa-apa

Abu Hawash, ayah dari lima anak dan anggota kelompok Jihad Islam, adalah yang terbaru dari beberapa warga Palestina yang melakukan mogok makan untuk memprotes ditahan di bawah "penahanan administratif".

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari TRT World, penahanan administratif sendiri merupakan sebuah tindakan kontroversial yang menurut Israel diperlukan untuk keamanan.

Di bawah penahanan administratif, yang jarang digunakan terhadap orang Yahudi, tersangka dapat ditahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa dituntut atau melihat bukti yang memberatkan mereka.

Israel menganggap Jihad Islam, yang telah menewaskan puluhan orang Israel, sebagai kelompok teroris.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat