PIKIRAN RAKYAT – Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan menimbulkan kontroversi dan meningkatkan ketegangan AS dengan China.
Bagi Nancy Pelosi, perjalanan ke Taiwan didasari oleh alasan yang sifatnya pribadi.
Sejak beberapa dekade lalu, Nancy Pelosi memiliki rekam jejak panjang dalam mengkonfrontasi para pemimpin China secara langsung.
Nancy Pelosi mengkronfontasi para pemimpin China dalam berbagai isu, terutama dalam masalah hak asasi manusia yang mencakup pembantaian aktivis pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen.
Baca Juga: Kades asal Bekasi Peraih Penghargaan AntiKorupsi Ditahan Lantaran Diduga Maling Uang Rakyat
Keputusannya untuk mengunjungi Taiwan, negara demokrasi yang diklaim Beijing sebagai miliknya, jadi hal paling mencolok dari kampanye advokasinya.
Nancy Pelosi pada Selasa, 2 Agustus 2022, menjadi pejabat tertinggi AS yang menginjakkan kaki di Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
Perjalanan Pelosi bukan hanya upaya diplomatik untuk menunjukkan dukungan AS untuk otonomi Taiwan, tetapi juga perjuangan mengecam kekejaman hak asasi manusia oleh Beijing.
Ini merupakan perjalanan bersejarah bagi Pelosi dan mungkin akan menjadi puncak prestasi internasional dari karier panjang politiknya diperkirakan akan berakhir dengan ditutupnya Kongres tahun ini.
"Pelosi memiliki sejarah panjang dalam menantang Beijing, termasuk kunjungannya ke Lapangan Tiananmen pada tahun 1991 sambil mengibarkan bendera Amerika," kata Sarah Binder, profesor ilmu politik di Universitas George Washington dan seorang rekan senior di Brookings Institution, dalam sebuah email beberapa jam setelah Pelosi mendarat di Taipei.