kievskiy.org

Mencari Keberadaan Air di Mars, Tiongkok Luncurkan Roket Nirawak

 Roket Long March 5 Y-4 membawa misi tanpa awak Tianwen-1 meluncur dari Wenchang Space Launch Center, Hainan, Tiongkok, Kamis, 23 Juli 2020. Tianwen-1 merupakan misi ke Mars pertama Tiongkok untuk mengumpulkan data ilmiah di Mars.
Roket Long March 5 Y-4 membawa misi tanpa awak Tianwen-1 meluncur dari Wenchang Space Launch Center, Hainan, Tiongkok, Kamis, 23 Juli 2020. Tianwen-1 merupakan misi ke Mars pertama Tiongkok untuk mengumpulkan data ilmiah di Mars. /REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

PIKIRAN RAKYAT - Tiongkok pernah menjalankan misi menuju Mars pada 2011 bersama Rusia, namun pesawat Rusia yang membawa roket riset gagal keluar dari orbit bumi dan terpecah di Samudera Pasifik.

Ambisi Tiongkok belum terhenti. Pada Kamis, 23 Juli 2020, negeri tirai bambu meluncurkan roket riset tanpa awak bernama Tianwen-1.

Kali ini, Tiongkok berambisi menemukan kemungkinan keberadaan air yang menunjang kehidupan manusia, di Mars.

Baca Juga: Jelang Udinese vs Juventus, Maurizio Sarri Berikan Kabar Terbaru Beberapa Pemainnya

Dengan menggunakan kendaraan peluncur terbesar yang dimiliki Tiongkok, yakni Long March 5 Y-4, misi tersebut diluncurkan pada pukul 12.41 waktu setempat dari Pusat Peluncuran Antariksa Wenchang yang terletak di pulau Hainan, Tiongkok bagian selatan.

Tianwen-1, yang dinamai seperti sebuah puisi berusia dua ratus tahun, dijadwalkan tiba di Mars pada Februari 2021, dan akan menurunkan wahana penjelajah untuk mengeksplorasi planet itu selama 90 hari.

Juru bicara peluncuran misi, Liu Tongjie, menyebut bahwa terdapat sejumlah tantangan ketika roket riset mendekati Mars sehingga akan menjadi titik penting bagi tim untuk menurunkan kecepatannya.

Baca Juga: Antonio Conte: Posisi Kedua Itu Tidak Ada Artinya

"Jika proses deselerasi tidak betul, atau jika ketepatan penerbangan tidak cukup, maka roket riset tidak akan tertangkap oleh Mars," kata Liu, seperti Pikiran-rakyat.com kutip dari Reuters.

"Proses masuk, deselerasi, dan mendarat (EDL) adalah suatu hal yang amat sulit. Kami percaya proses EDL Tiongkok masih dapat berjalan dengan sukses dan wahana antariksa tersebut bisa mendarat dengan aman," ujar dia menambahkan.

Misi kali ini direncanakan untuk membawa sejumlah instrumen ilmiah yang akan digunakan meneliti kondisi atmosfer dan permukaan Mars, serta mencari tanda keberadaan air dan es.

Baca Juga: Sempat Terjerat Kasus yang Sama, Seorang Ayah di Depok Diringkus Polisi Lagi karena Cabuli Anaknya

Saat ini, sebanyak delapan wahana antariksa milik Amerika, negara-negara Eropa, juga India tengah mengorbit Mars, atau berada di permukaannya, atau pula masih dalam misi yang dijadwalkan.

Uni Emirat Arab juga meluncurkan sebuah misi menuju Mars pada Senin, 20 Juli 2020, yang disebut untuk mempelajari atmosfer di planet itu.

Sementara Amerika Serikat menjadwalkan peluncuran misi ke Mars pada bulan depan oleh NASA dengan rencana pelepasan wahana penjelajah bernama Perseverance, yang disebut sebagai kendaraan luar angkasa terbesar, terberat, dan paling mutakhir.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat