PIKIRAN RAKYAT - Peringatan Hari Perempuan Internasional tiba pada Rabu, 8 Maret 2023. Dewan Keamanan PBB pun menggelar debat terbuka tingkat tinggi tentang kaum perempuan yang terkait perdamaian dan keamanan dunia.
Kaum perempuan menjadi sorotan lantaran posisi mereka masih dianggap terancam meski dunia sudah memasuki masa modern.
Adapun debat terbuka Dewan Keamanan PBB mengangkat tema "Menuju Peringatan 25 Tahun Resolusi 1325". Diketahui, resolusi itu baru diadopsi pada Oktober 2000 silam yang menyatakan pengakuan pentingnya peran kaum perempuan untuk dunia.
Salah satu pemateri dalam debat itu adalah Direktur Eksekutif UN Women, Sima Bahous, yang menyuarakan pembelaan terhadap kaum perempuan. Bahous mengungkapkan sejumlah kasus yang memperlihatkan dampak konflik dunia pada kaum perempuan.
Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional, Termasuk Hari Penting di Dunia
Contoh pertama terjadi di Afghanistan, Bahous menyebut negara yang diambil alih Taliban sejak Agustus 2021 itu telah secara keji menyingkirkan kaum perempuan dari kehidupan publik.
Beberapa di antara pembatasan gerak kaum perempuan Afghanistan yakni larangan menghadiri kegiatan universitas, menyetir mobil, dan perintah agar keluar dari banyak pekerjaan publik.
"Afghanistan adalah salah satu contoh regresi paling ekstrem dalam hak-hak perempuan, tetapi itu bukan satu-satunya," ujar Sima Bahous dalam pernyataan pada Rabu, 8 Maret 2023.
Kemudian, perang Rusia-Ukraina yang sudah memasuki tahun kedua, Bahous mengatakan sebanyak 90 persen penduduk Ukraina adalah kaum perempuan, mereka terpaksa menderita dalam suasana pengungsian.