kievskiy.org

Israel Penjajah Menderita, Kehilangan Tentara Terburuk Sejak Genosida di Gaza

Tentara Israel.
Tentara Israel. /Reuters/Ammar Awad

PIKIRAN RAKYAT - Qatar, AS, dan Mesir telah mengadakan diplomasi ulang-alik sejak 28 Desember 2023 mengenai rencana gencatan senjata selama sebulan di Gaza. Usulannya, gencatan senjata itu akan menukar sandera Israel penjajah dengan tahanan Palestina.

Israel penjajah dan Hamas pada prinsipnya menyetujui rencana kerangka kerja tersebut. Namun, tertahan oleh perbedaan kedua belah pihak tentang bagaimana mengakhiri perang Gaza secara permanen.

Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih, kementerian luar negeri Qatar, serta Layanan Informasi Negara Mesir tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut.

Akan tetapi, Israel penjajah menderita kerugian terburuk kehilangan tentara pada Senin 22 Januari 2024, sejak lebih dari tiga bulan konflik. Sebanyak 24 tentara tewas dalam dua insiden terpisah.

Para pejabat Israel penjajah menegaskan kembali bahwa tujuan perangnya melawan gerakan Hamas Palestina yang memegang kendali atas Gaza tidak berubah. Mereka juga menyatakan, upaya sedang dilakukan untuk membebaskan lebih dari 100 sandera.

"Atas nama pahlawan kami, demi hidup kami, kami tidak akan berhenti berjuang sampai kemenangan mutlak," ucap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kehancuran di Gaza

Juru bicara pemerintah Israel penjajah, Eylon Levy mengatakan bahwa tidak akan ada gencatan senjata yang membuat Hamas berkuasa dan sandera di Gaza. Menyusul amukan lintas-perbatasan kelompok militan itu pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, setidaknya 195 warga Palestina telah tewas dalam 24 jam terakhir. Jumlah korban tewas yang didokumentasikan dari serangan udara Israel penjajah dan penembakan meningkat menjadi 25.490. Ribuan lainnya dikhawatirkan hilang di reruntuhan.

"Seluruh penduduk Gaza mengalami kehancuran dalam skala dan kecepatan tanpa paralel dalam sejarah baru-baru ini," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat