kievskiy.org

Sehari ICJ Perintahkan Hentikan Genosida, Israel Penjajah Kembali Serang Gaza

Seorang tentara Israel berjalan melewati tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024.
Seorang tentara Israel berjalan melewati tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024. /Reuters/Violeta Santos Moura

PIKIRAN RAKYAT - Pasukan militer Israel masih melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, Palestina, pada hari Sabtu, meskipun Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) baru saja mengeluarkan perintah agar Israel menghentikan tindakan genosida di Gaza.

The New Arab melaporkan bahwa pasukan Israel terus membombardir kota selatan Gaza, Khan Younis, yang diduga menjadi tempat persembunyian para pemimpin Hamas.

Akibat serangan tersebut, ribuan warga sipil terjebak, sementara dua rumah sakit utama di kota itu hampir lumpuh.

Bulan Sabit Merah Palestina mengkonfirmasi adanya korban tewas dan terluka akibat serangan brutal Israel. Para korban dilarikan ke Rumah Sakit Al-Amal, yang kini dikelilingi oleh militer dan menjadi target tembakan artileri.

Selain itu, Rumah Sakit Nasser juga mengalami pengepungan dan serangan oleh pasukan Zionis. Rumah sakit tersebut bahkan kehilangan pasokan listrik.

Menurut catatan Menteri Kesehatan Gaza, dalam waktu 24 jam terakhir, sebanyak 174 warga Gaza tewas akibat tindakan tentara Israel, dan 310 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

Serangan ini terjadi setelah ICJ memutuskan bahwa Israel harus mencegah tindakan genosida dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Gaza. Meskipun ICJ memerintahkan pencegahan genosida, tidak ada panggilan untuk gencatan senjata.

Keputusan ICJ, meskipun mengikat semua pihak, sayangnya, tidak dilengkapi dengan mekanisme penegakan.

Sejak awal agresi pada Oktober, lebih dari 26.200 warga Gaza tewas dan 64.000 lebih mengalami luka-luka, dengan korban terbesar adalah anak-anak dan perempuan. Situasi ini menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat