kievskiy.org

Vladimir Putin Menginginkan Joe Biden Menang dalam Pilpres AS 2024 karena 'Lebih Mudah Ditebak'

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin /Sputnik/Grigory Sysoyev/Pool via Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka menyatakan harapannya agar Joe Biden memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) lagi, menyebutnya sebagai pilihan yang "lebih mudah ditebak" daripada Donald Trump. Meskipun demikian, Putin menegaskan bahwa Kremlin akan bekerja sama dengan siapa pun yang menjadi pemenang dalam pilpres AS pada November 2024.

Dalam sesi tanya jawab dengan jurnalis, Putin menjawab pertanyaan mengenai preferensi Rusia dalam pilpres AS dengan mengatakan, "Biden, dia lebih berpengalaman. Dia mudah ditebak, dia politisi lawas."

Putin menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai usia dan kesehatan Biden yang akan berumur 82 tahun beberapa minggu setelah pilpres.

"Ketika saya bertemu Biden tiga tahun lalu, memang benar orang-orang sudah membicarakan ketidakmampuannya, tetapi saya tidak melihatnya seperti itu," tambah Putin, merujuk pada KTT AS-Rusia di Jenewa, Swiss.

Meski survei-survei di AS menunjukkan kekhawatiran pemilih terhadap usia Biden, termasuk kejadian ketika Biden lupa nama Presiden Perancis Emmanuel Macron dan menyebut nama presiden yang sudah lama meninggal, Putin tetap menjagokannya. Hal ini terjadi meskipun Gedung Putih harus membela kompetensi Biden setelah laporan tentang ingatan buruknya muncul dari penasihat khusus.

Putin juga menegaskan penolakannya terhadap kebijakan luar negeri AS di bawah pimpinan politisi Partai Demokrat itu.

"Apa yang harus kita periksa adalah posisi politik, dan posisi pemerintahan saat ini sangat merugikan serta salah," tegas Putin.

Putin menyatakan preferensi ini meskipun Biden sebelumnya pernah dikritik olehnya. Sebaliknya, Trump dalam berbagai kesempatan telah menyatakan kekagumannya terhadap Putin. Bahkan, Trump pernah menyatakan bahwa jika dia menjadi presiden AS, akan membiarkan Rusia menyerang negara-negara NATO yang tidak membayar iuran tahunan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat