PIKIRAN RAKYAT - Para jemaah haji Indonesia akan mulai diterbangkan pada 12 Mei 2024. Mereka diingatkan untuk memprioritaskan faktor keselamatan dan keamanan dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji, alih-alih mengambil keutamaan (keafdalan).
“Menjaga keselamatan jiwa itu lebih utama daripada mengejar afdaliah,” ujar Rektor Universitas Qomaruddin Gresik, Aswandi yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi sebagai konsultan ibadah haji, di Arab Saudi, Kamis, 9 Mei 2024.
Hal itu disampaikannya, mengingat ada beberapa keutamaan dalam sebagian rangkaian ibadah haji, yang berpotensi membahayakan jemaah. Aswadi mencontohkan, salah satunya waktu afdal (paling utama) untuk lempar jumrah Aqabah pada 10 Zulhijah adalah saat Duha. Namun karena pada waktu ini terdapat juga jemaah dari negara lain yang secara tenaga dan badan lebih besar daripada jemaah Indonesia, maka ada potensi mudarat saat itu.
“Waktu utama jumrah (Aqabah 10 Zulhijah) memang waktu Duha. Nah waktu Duha ini dipadati oleh orang-orang yang memiliki kemampuan yang super, secara badan dan tenaga. Kondisi (jemaah) Indonesia ini memang tidak cukup mengimbangi dengan yang lain. Karena itu, ulama-ulama kita memberikan solusi boleh (Jumrah Aqabah) sampai tengah malam,” ucapnya.
Aswadi mengingatkan kepada para jemaah haji untuk mengikuti arahan Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui petugas haji terkait mobilitas dan ibadah haji 2024 di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu juga menyampaikan bahwa arahan petugas haji telah mempertimbangkan asas manfaat dan menghindari kemudaratan demi keamanan dan keselamatan jemaah.
“Semua ini dilakukan untuk menghindari kepadatan yang berakibat pada bahaya keselamatan,” imbuhnya.***