kievskiy.org

Tiga Ikhtiar PPIH Sukses Percepat Mobilisasi Jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina

Jemaah haji Indonesia saat mabit di Muzdalifah, Sabtu, 15 Juni 2024.
Jemaah haji Indonesia saat mabit di Muzdalifah, Sabtu, 15 Juni 2024. Eri Mulyani/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Pergerakan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan sukses dan lancar. Seluruh jemaah haji Indonesia sudah berhasil diberangkatkan ke Mina hingga pukul 7.37 Waktu Arab Saudi (WAS), sebelum terik matahari.

"Alhamdulillah, pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan lancar. Pada jam 7.37 WAS, seluruh jemaah sudah diberangkatkan dari Muzdalifah menuju Mina, pagi yang cerah dan belum terlalu panas. Ini patut kita syukuri karena jemaah tidak kepanasan di Muzdalifah, seperti pada musim haji tahun lalu,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief di Mekah, Senin, 17 Juni 2024. 

Penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah/2023 Masehi diwarnai dengan keterlambatan pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Saat itu, pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah berlangsung hingga pukul13.30 WAS. Hal ini memberi pelajaran berharga tentang pentingnya ikhtiar dalam mempercepat proses pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina.

Hilman mengatakan, sukses pergerakan jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina menjadi concern Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Sejak awal, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas juga sudah meminta PPIH untuk melakukan langkah antisipasi dini.

Menurutnya, setidaknya ada tiga ikhtiar yang dilakukan PPIH, yaitu penerapan skema murur, penguatan koordinasi lintas pihak, serta penyiapan kesiagaan petugas haji.

“Antisipasi keterlambatan pergerakan jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina terus kita ikhtiar. Alhamdulillah, kemarin berjalan sukses dan berhasil. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh petugas yang disiplin melakukan tugas di pos nya masing-masing dengan segala dinamika dan situasi yang dihadapi di lokasi. Namun, tugas kita belum selesai. Semua petugas harus memastikan layanan di Mina agar sesuai dengan yang direncanakan. Ini menuntut kedisiplinan dan koordinasi petugas,” ucapnya.

Penerapan Murur

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

“Skema murur diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jemaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah. Jemaah cukup melintas di Muzdalifah dan langsung ke Mina,” tegas Hilman.

Dijelaskan Hilman, area yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi. Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara itu, ada sekitar 27.000 jemaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid, sehingga setiap jemaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat (space) sekitar 0,45 meter persegi di Muzdalifah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat