kievskiy.org

Benjamin Netanyahu dan Sekutunya Mau Sabotase Gencatan Senjata di Gaza

Poster teroris Benjamin Netanyahu disebarkan di media sosial.
Poster teroris Benjamin Netanyahu disebarkan di media sosial. /Instagram

PIKIRAN RAKYAT - Yedioth Ahronoth dari Israel melaporkan bahwa kantor Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu, bekerja sama dengan unsur-unsur ekstremis pemerintah untuk mencoba menggagalkan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan Hamas.

Pernyataan resmi pemerintah Israel penjajah mengenai tanggapan Hamas terhadap kesepakatan gencatan senjata adalah bahwa mereka akan memeriksanya dan mengirim tanggapannya kepada mediator.

Akan tetapi, Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa kantor Benjamin Netanyahu, bersama dengan beberapa sekutu sayap kanan, telah berupaya menghentikan kesepakatan apa pun bahkan sebelum pengumuman pada Rabu 11 Juli 2024.

Badan-badan keamanan dan intelijen dilaporkan terkejut oleh sebuah laporan di media Israel penjajah yang mengutip seorang pejabat keamanan. Sumber itu mengatakan, Israel penjajah menolak desakan Hamas untuk menghentikan pertempuran antara dua fase pertama kesepakatan.

Laporan penyelidikan mengungkapkan bahwa pernyataan itu berasal dari kantor Benjamin Netanyahu.

Outlet Israel penjajah pun mengatakan bahwa para pejabat keamanan dan intelijen melihat ini sebagai upaya Benjamin Netanyahu dan elemen sayap kanan untuk menggagalkan bahkan kemungkinan melanjutkan kontak untuk kesepakatan.

"Tidak mungkin untuk membesar-besarkan keparahan situasi," ucap outlet itu, mengutip seorang pejabat keamanan yang mengetahui kesepakatan gencatan senjata.

"Ada situasi para korban penculikan akan dikorbankan, karena dia ingin menunda sampai setelah akhir sesi dan pidato di Kongres (AS)," ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Eye.

Proposal Gencatan Senjata Terbaru Mencakup 'Kata-Kata yang Jelas'

Al Akhbar Lebanon melaporkan bahwa proposal gencatan senjata terbaru, yang baru-baru ini dikirim Hamas sebagai tanggapan, mencakup poin yang mirip dengan tuntutan utama dari kelompok Palestina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat