kievskiy.org

Pertamina RU VI Balongan Bantu Bersihkan Ceceran Limbah

SENIOR Supervisor Relation RU VI Balongan Muslim Darmawan menunjukkan hasil uji labiratorium ceceran minyak mentah Pantai Karangsong dan Singaraja Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (30/11/2015). Dari hasil uji lab, ceceran minyak itu bukan berasal dari Pertamina RU VI Balongan.*
SENIOR Supervisor Relation RU VI Balongan Muslim Darmawan menunjukkan hasil uji labiratorium ceceran minyak mentah Pantai Karangsong dan Singaraja Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (30/11/2015). Dari hasil uji lab, ceceran minyak itu bukan berasal dari Pertamina RU VI Balongan.*

INDRAMAYU, (PRLM).- Ceceran limbah yang diduga minyak mentah di dua titik, yaitu Desa Singaraja dan Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, menjadi perhatian masyarakat. Pertamina Refinery Unit VI Balongan bersama masyarakat dan Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu membersihkan ceceran limbah sepanjang 4 kilometer tersebut. Limbah cair berwarna hitam itu sudah mengerak karena bercampur pasir laut. Menurut laporan masyarakat, peristiwa diduga terjadi pada Jumat (27/11/2015) lalu. Ceceran limbah menempel di jaring nelayan, bagang, dan sebagian di areal pertambakan ikan bandeng dan udang di pesisir Indramayu dari Pantai Singaraja, Karangsong, hingga Brondong. Senior Supervisor Relation RU IV Balongan Muslim Darmawan mengatakan, berdasarkan pengamatan dan analisis laboratorium terhadap sampel minyak yang diambil di Pantai Singaraja Blok Langgen Kecamatan Indramayu dan Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, ceceran yang ditemukan bukan berasal dari RU IV Balongan. Melalui hasil uji lab, didapatkan karakteristik yang berbeda antara ceceran yang ditemukan dengan minyak mentah yang diolah Pertamina RU VI Balongan. “Kami memastikan, ceceran di sepanjang Pantai Singaraja hingga Brondong bukan akibat kegiatan Kilang Balongan. Kami sudah memeriksa seluruh unit kami, semua tidak ada masalah, tidak ada yang mengalami kerusakan, tidak ada kebocoran di pipa-pipa untuk loading crude,” tuturnya, Selasa (1/12/2015). Muslim menjelaskan, sejak ada laporan penemuan ceceran limbah di sepanjang Pantai Singaraja hingga Brondong, pihaknya langsung memeriksa seluruh unit, terutama di SPM (Single Point Mooring) 150.000 yang merupakan fasilitas pengisian crude oil. Sepanjang tanggal 26-28 November 2015 kemarin, hanya ada pengisian (loading) crude oil dari Banyu Urip Tuban yang dibawa kapal tanker MT Galunggung sebanyak 375.000 barel dan nafta yang diangkut MT Kriya Asmat sebanyak 80.000 barel. “Dua kegiatan itu tidak ada masalah teknis. Tidak ada kebocoran atau tumpahan selama loading. Karena itu, kami memastikan, ceceran limbah yang ditemukan di Pantai Singaraja hingga Brondong bukan berasal dari kegiatan kilang,” tuturnya seraya menunjukan sampel, baik minyak mentah maupun bahan bakar minyak produk Kilang Balongan. Muslim menuturkan, meski bukan berasal dari Kilang Balongan, Pertamina RU VI tetap berkomitmen membersihkan ceceran itu. Tidak hanya itu, pihaknya juga membawa sampel ceceran limbah itu untuk diteliti di laboratorium baik di internal Pertamina maupun pihak independen, yakni Sucofindo. Bersama masyarakat dan Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu, pengelola Kilang Balongan itu mengumpulkan sedikitnya lima puluh kantung plastik limbah yang tercecer di tepian pantai sepanjang 4 kilometer pada Sabtu dan Minggu (28-29/11/2015). Pembersihan itu merupakan respons cepat yang dilakukan Pertamina RU VI menyusul adanya laporan penemuan ceceran limbah, diduga berupa minyak mentah. Respons cepat itu sudah merupakan prosedur standar dari BUMN minyak dan gas terhadap lingkungan. Kendati sumber ceceran limbah bukan dampak dari kegiatan operasional kilang, RU VI yang belum lama memperoleh penghargaan Proper Emas dari pemerintah, memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembersihan. Dia menjelaskan, komitmen Pertamina RU VI ini sudah menjadi kewajiban yang melekat dalam visi perusahaan dan komitmen operasional kilang yang berusaha mengantisipasi kejadian fatal di lingkungan kilang, kebakaran hingga pencemaran lingkungan. Bukti komitmen itu ialah penghargaan Proper Emas dimana Pertamina RU VI Balongan merupakan salah satu dari 12 perusahaan yang memperoleh penghargaan lingkungan dari 2.157 perusahaan besar di Indonesia. “Kami sadar, ini sudah bagian kewajiban perusahaan. Laut Jawa memang alur pelayaran yang strategis dan sangat sibuk, segala macam bentuk pencemaran bisa terjadi akibat aktivitas maritim yang padat. Meski demikian, begitu ada pencemaran di lingkungan sekitar kilang, kami pro aktif memberi bantuan berupa penanganan limbah,” tuturnya. Ditambahkan, untuk memenuhi keinginan masyarakat soal transparansi hasil penelitian laboratorium terhadap sampel limbah juga diumumkan secara terbuka. Dengan begitu, masyarakat bisa tahu sekaligus memahami dari mana limbah yang menjadi sumber pencemar di sepanjang 4 kilometer Pantai Singaraja hingga Brondong. Dia menjelaskan, dari beberapa parameter yang digunakan dalam uji lab, ada tiga komponen utama yang jadi parameter. Ketiga komponen itu, yaitu viscositas index (indeks kekentalan), flash-point (suhu terendah saat api menyambar uap fluida), dan initial boiling point (suhu terendah di mana fluida mulai menguap). “Dari tiga parameter itu jelas menunjukkan bahwa ceceran limbah secara jelas bukan berasal dari kegiatan Kilang Balongan karena minyak tersebut memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk terbakar ataupun menguap,” ujar Muslim. (Asep Budiman/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat