kievskiy.org

Di Garut Selatan, Harga Gas Melon Capai Rp 40.000

SEORANG karyawan agen gas PT Ali Niaga Jaya, menaikkan tabung kosong ke mobil di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, baru-baru ini. Kelangkaan elpiji 3 kilogram meluas, terutama di Garut selatan harganya menembus Rp 40.000 per tabung.*
SEORANG karyawan agen gas PT Ali Niaga Jaya, menaikkan tabung kosong ke mobil di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, baru-baru ini. Kelangkaan elpiji 3 kilogram meluas, terutama di Garut selatan harganya menembus Rp 40.000 per tabung.*

GARUT, (PR).- Kelangkaan tabung gas 3 kilogram meluas dan menembus harga Rp 40.000 per tabung di Garut selatan. Minimnya jumlah pangkalan di Garut selatan dan sistem distribusi terbuka memicu kelangkaan dan mahalnya gas bersubsidi itu. Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Garut Yudha Puja Turnawan mengaku sudah melakukan investigasi kelangkaan gas melon hingga Garut selatan, seperti Kecamatan Pakenjeng, Bungbulang, Caringin, Cikelet, dan Pameungpeuk. "Dari laporan banyak yang mengeluhkan kelangkaan. Ternyata, stok tak ada dan mahal," ucapnya, Minggu 12 Juni 2016. Dia menyebutkan, di Kecamatan Bungbulang dan Cisewu harganya menembus Rp 35.000 per tabung. Bahkan, menurut dia, berdasarkan informasi di media sosial, harga gas melon sudah menembus Rp 40.000. Dampaknya, kata Yudha, warga Cisewu terpaksa membeli ke Pangalengan di Kabupaten Bandung untuk memenuhi kebutuhan. Pasalnya, Cisewu hanya memiliki satu pangkalan yang setiap pekan dapat kiriman dari agen sebanyak 132 tabung. Jika diakumulasikan sebulan lebih dari 500 tabung, sedangkan jumlah rumah tangga miskin ada 2.800 keluarga. "Perimbangan kuotanya tidak adil. Jadi, tata niaganya harus diatur lagi karena bagaimana mungkin satu kecamatan hanya satu pangkalan dengan jumlah kuota hanya 132 tabung," katanya. Dia menilai, mekanisme penyaluran tabung gas 3 kilogram di Garut masih distribusi terbuka, di mana siapa saja bisa membeli. Ketika dijual bebas, hal tersebut akan menimbulkan kelangkaan karena rentan salah sasaran. "Kuota yang diberikan kan berdasarkan pada jumlah warga miskin. Ketika orang mampu beli, terjadilah kelangkaan," katanya. Pemantau pangkalan dari Agen Gas PT Ali Niaga Jaya, Adih Safari, menyebutkan, secara distribusi tidak menyimpang karena tidak ada pangkalan yang menjual menjual di atas HET sebesar Rp 16.000. Namun, ketiadaan batasan warga yang berhak membeli menyebabkan kelangkaan di bulan Ramadan. Menurut dia, banyak warga perumahan elite yang memiliki tabung gas 3 kilogram. Selain itu, banyak PNS, orang yang kaya, dan industri rumah tangga yang menggunakan elpiji bersubsidi itu. "Pengendapan kemungkinan di rumah. Kurangnya kesadaran masyarakat mampu. Rata-rata orang yang kaya punya 2 sampai 4 tabung," ucapnya. Bagian Keuangan Agen Gas PT Ali Niaga Jaya, Raihan, menambahkan, pasokan dari SPBE ke agen hingga pangkalan lancar. Pihaknya menerima 560 tabung per hari atau 18.840 tabung per bulan yang selalu habis setiap hari. Sejak 4 Juni 2016, kata Raihan, ada penambahan kuota sebanyak 360 tabung. Kuota yang dimiliki agen tersebut didistribusikan ke sejumlah pangkalan, yaitu Babakanloa, Naringgul Cipanas, Wanaraja, Sukawening, Talegong, Pangsor, dan Tumaritis Singajaya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat