kievskiy.org

Patung Udang di Balai Kota Cirebon Tidak Punya Akar Sejarah

Patung Udang Cirebon.*
Patung Udang Cirebon.*

CIREBON, (PR).- Patung dua udang berbahan logam yang ada di sayap kanan dan kiri taman depan Gedung Balai Kota Cirebon dipertanyakan sejumlah kalangan. Meskipun bagus dari sisi estetika, jenis udang yang dijadikan patung itu tidak memiliki akar sejarah maupun sosial budaya masyarakat Kota Cirebon yang mendapat sebutan Kota Udang. Sana, petani udang asal Kapetakan, Kabupaten Cirebon mengatakan, udang yang dibuat patung itu adalah udang jenis vaname. "Udang vaname bukan asli Indonesia apalagi Cirebon tapi berasal dari Ameriksa Tengah. Udang vaname, masuk ke Indonesia sekitar awal tahun 2000-an," katanya. Menurut budayawan Cirebon Nurdin M Noer, penempatan patung ikon udang jenis vaname di depan Balai Kota sangat tidak pas. Menurutnya, kalau memang niat awal membuat patung udang, harus mengacu kepada sejarah dan sosial budaya masyarakat Cirebon yang mendapat sebutan Kota Udang. Bentuk udang yang betul adalah relief empat udang yang terdapat di bagian pojok atas depan gedung Balai Kota Cirebon. Menurutnya, jenis udang yang menjadikan Kota Cirebon mendapat sebutan Kota Udang adalah udang rebon yang secara fisik, bentuknya tidak sama dengan udang vaname. "Bentuk udang yang betul adalah relief udang yang terdapat di pojok atas bagian depan gedung Balai Kota Cirebon," kata Nurdin, Minggu 26 Februari 2017. Bagi masyarakat Cirebon, udang rebon bukan hanya sekedar hewan air yang dulu banyak ditemukan di perairan Cirebon. Dari udang rebon itulah, sejarah perjalanan serta tradisi dan budaya Cirebon lahir. Dari rebon terciptalah budaya membuat terasi, blendrang, dan petis yang kemudian menciptakan kuliner tradisional Cirebon lainnya. "Begitu juga sejumlah seni tradisi yang tercipta karena kebiasaan berkumpulnya masyarakat nelayan baik menunggu rebon datang atau saat membuat terasi dan lainnya," katanya. Menurut Nurdin, kalau udangnya jenis vaname atau sejenisnya, pasti dijual atau dikonsumsi dalam bentuk udang, tidak akan dibuat terasi atau petis dan lainnya. "Tidak akan tercipta seni budaya dan tradisi Cirebon yang di antaranya masih lestari hingga kini," katanya. Begitu juga kalau mengacu kepada konteks kekinian, menurut Nurdin, semakin tidak pas karena di Kota Cirebon nyaris sudah tidak ada lagi budi daya udang. "Apalagi kalau hanya sekadar penghias taman, malah memunculkan tanda tanya. Kenapa harus udang. Banyak binatang lain yang identik dengan taman," katanya. Mempertimbangkan berbagai aspek itu, Nurdin menyarankan agar patung udang diganti dengan udang jenis rebon. "Atau kalau memang pembuatan ulang udang rebon malah dinilai membebani anggaran, ya sudah, tidak usah dibuat lagi dan patung udang vaname juga tidak usah ada," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat