kievskiy.org

Santri, Warga NU, Hingga Pimpinan Ponpes Ziarahi Makam Hasyim Muzadi

BAMBANG ARIFIANTO/
BAMBANG ARIFIANTO/

DEPOK, (PR).- Para peziarah terus mengalir mendatangi makam mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Achmad Hasyim Muzadi di Pesantren Al Hikam, Kukusan, Beji, Kota Depok, Jumat, 17 Maret 2017. Peziarah tersebut merupakan warga, santri dan pengurus pesantren NU dari berbagai tempat. Selang sehari setelah dimakamkan, kuburan Hasyim Muzadi tak putus dikunjungi peziarah. Peziarah datang bergantian dan berdoa di depan pusara Hasyim. Selepas berdoa, beberapa peziarah juga bertaziyah ke kediaman keluarga Hasyim yang berlokasi di Kompleks Al Hikam. Peziarah banyak berasal dari keluarga besar NU. Seperti pimpinan Pondok Pesantren Cipayung, Tasikmalaya KH ‎A Bunyamin Ruhiat yang datang Jumat siang. "Sangat - sangat kehilangan, terutama di keluarga besar NU," ucap Bunyamin. Saat Hasyim wafat, Bunyamin mengungkapkan tengah menghadiri pertemuan para ulama di Rembang. Oleh karena itu, dia tak bisa langsung menghadiri pemakamannya. "Saya juga belum ke rumah, jadi langsung dari Rembang," tuturnya. Namun, Bunyamin sempat menengok Hasyim saat sakit di Malang. Bunyamin mengungkapkan, Hasyim sangat dekat dengan keluarga besar Pesantren Cipasung. Semasa hidup, tuturnya, Hasyim sering bertandang ke Cipasung. Bahkan, lanjutny, alumni Cipasung ada yang dibawa Hasyim untuk mendampinginya mengurus Al Hikam. Tak heran, rasa kehilangan begitu terasa bagi keluarga Pesantren Cipasung. "Pesannya yang saya ingat, NU supaya bisa mandiri," ucap Bunyamin. Selain itu, Hasyim juga berpesan agar toleransi beragama diperkuat. "Dalam bahasa sekarang ini Islam rahmatan lil alamin, itu yang paling bisa di negara yang majemuk ini," tutur Bunyamin. Dia berharap, masih ada penerus Hasyim yang memiliki pengaruh kuat dengan berbagai gagasannya. "Dari semua lapisan masyarakat jadi merasa kehilangan, bukan hanya NU bukan umat Islam (saja) tapi semua, antar umar beragama," kata Bunyamin. Kalangan Nahdiyin lain juga berziarah ke makam Hasyim. Fauzan Khabibie, warga asal Cibinong, Kabupaten Bogor mengaku baru bisa menyempatkan berziarah hari itu. Demi berziarah, Fauzan pun izin sementara tak bekerja. "Selama ini KH Hasyim Muzadi saya anggap guru walaupun saya bukan santri (di pesantrennya)," tuturnya. Sebagai warga NU, Fauzan kagum dengan kemampuan Hasyim menyampaikan gagasannya dengan sejuk di media massa. "Walaupun beliau tidak setuju (dengan pandangan tertentu), tetapi tidak menggunakan kekerasan, dakwah itu merangkul," ujar Fauzan. Tak heran, tuturnya, Hasyim bisa diterima semua pihak. "Bisa menyatukan semua, semua hormat walaupun beda pendapat tetapi menghormati beliau," ujarnya. Saat pemakamanya, sejumlah tokoh dari pemerintahan Joko Widodo, DPRI, aktivis,hingga ribuan pelayat tumpah ruah di Pesantren Al Hikam. Bahkan, sejumlah tokoh yang berseberangan dalam Pilkada Jakarta seperti Rizieq Shihab dari FPI dan Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid hadir dan ikut sibuk membantu kelancaran pemakaman. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat