kievskiy.org

Bupati Minta BBWS Tangani Penyebab Banjir Cibingbin

Bupati Kuningan Acep Purnama melakukan penanaman pohon dalam rangka meperingati hari air dunia ke-25 di area Situ Balong Dalem, Desa Jalaksana, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Rabu, 22 Maret 2017.*
Bupati Kuningan Acep Purnama melakukan penanaman pohon dalam rangka meperingati hari air dunia ke-25 di area Situ Balong Dalem, Desa Jalaksana, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Rabu, 22 Maret 2017.*

KUNINGAN, (PR).- Bupati Kuningan Acep Purnama meminta Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung menangani masalah sungai penyebab banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Cibingbin, Kuningan, Januari 2017 lalu. Permintaan tersebut dikemukakan Acep di saat memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara penanaman pohon dalam rangka meperingati hari air dunia ke-25 di area Situ Balong Dalem, Desa Jalaksana, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Rabu, 22 Maret 2017. Acara yang digelar BBWS Cimanuk Cisanggarung tersebut, dihadiri Kepala langsung BBWS Cimanuk Cisanggarung Charisal Akdian Manu, disaksikan ratusan peserta dari berbagai pihak. Acara itu juga dihadiri unsur pimpinan dari berbagai pihak terkait. Di antaranya Komandan Komando Distrik Militer 0615 Arief Hidayat, Kepala Kepolisian Resor Kuningan M Syahduddi, unsur pimpinan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Perum Perhutani Kesatuan pemangkuan Hutan, Camat, serta pemerintah dan masyarakat desa sekitar. Acep Purnama menyebutkan untuk mengetahui penyebab banjir tersebut sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kuningan melakukan kajian teknis. Kesimpulan sementara, menurut Acep, banjir luapan dari Sungai Cijangkelok (anak Sungai Cisanggarung) di Cibingbin itu karena alur sungai itu mengalami pendangkalan oleh sedimentasi. Acep mengungkapkan banjir di Cibungbin Januari 2017 hingga saat ini masih menyisakan trauma di masyarakat. "Karena banjir itu, setiap turun hujan masyarakat di sana menengok sungai itu. Begitu melihat airnya keruh, naik sedikit saja, mereka trauma takut terjadi lagi banjir. Menyikapi itu, saya menulis surat usulan-usulan kepada BBWS Cimancis, agar segera ada penanganan," katanya. Bentuk penanganan diungkapkan Acep dalam acara itu, di antaranya berupa pengerukan sedimentasi pada sungai tersebut. " Itu saja pak, saya berharap sekali adanya penanganan untuk melakukan penanganan dengan pengerukan-pengerukan. Mari kita analisa secara teknis, untuk segera ada penanganan-penanganan," katanya. Dimintai tanggapan terkait hal itu, Charisal Akdian Manu yang baru 10 hari memegang jabatan Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, kepada sejumlah wartawan menyebutkan pada tanggal 15 Maret 2017 dirinya telah melihat kondisi sungai serta lokasi-lokasi terkena banjir di Kecamatan Cibingbin itu. "Kami paham itu (penyebab banjir itu) memang karena pendangkalan sungainya," katanya. Namun, penangan melaui pengerukan sedimen sungai biayanya terlalu mahal dan hasilnya tidak akan bertahan lama. "Bayangkan kalau sungai itu dinormalisai dengan mengeruk sedimentasi itu. Sedimentasi sebesar itu terjadi melalui proses berapa tahun. Dan, setelah sekian tahun lagi, sungai itu pasti akan terutup lagi sedimen, bahkan bisa jadi lebih cepat karena kondisi daerah aliran sungai (DAS)-nya rusak," ujarnya. Penanganannya, tutur Charisal, sedimentasi itu harus ditahan sedemikian rupa agar jangan turun. "Obat penuntas masalah itu dengan kerja barengan. Sekarang sedimentasainya sudah berlebihan karena DAS-nya rusak, maka pihak yang tugasnya menahan sedimnetasi harus menahan sedimen sebanyak mungkin. Kemudian pihak lainnya, membuat dam-dam pengendali sedemikian rupa," kata Charisal. Dia menyebutkan penanganan masalah sungai berupa pendangkalan akibat sedimen itu, bisa saja dilakukan melalui pengerukan sedimen, tetapi selain biayanya sangat mahal, hasilnya tidak akan bertahan lama. Kalau dengan cara dikeruk, untuk mengatasi masalah setahun dua tahun is ok, tapi untuk jangka panjang akan terulang kembali sepertin itu. Makanya cara penanganannya sekarang harus kita rubah," ujarnya. Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan Penanaman Pohon Joko Ahmad Salim, menyebutkan penanaman pohon di Situ Baaong Dalem itu merupakan acara puncak dari serangakaian acara peringatan air dunia ke-25 tahun 2017 yang diselenggarakan BBWS Cimancis. Kegiatan sebelumnya, dilaporkan Joko Ahmad dalam acara itu, di antaranya kegiatan penanaman pohon dan peluncuran aplikasi warning system berbasis masyarakat di arboretum Kabupaten Garut bekerjasama dengan Pikiran Rakyat dan BNI, pada 18Maret 2017. Dia menyebutkan jumlah bibit pohon ditanam melalui acara di Situ Balong Dalem Kuningan itu, sebanyak 1000 batang bibit. Bibit pohon sebanyak itu, dialokasikan untuk ditanam di sejumlah lokasi. Terinci di antaranya 100 batang ditanam di area lahan seputar Situs Balong Dalem berupa bibit pohon pikus, ambit, salam, kiputih, kembang, solatri, dan palodas. Sisanya, diarahkan untuk ditanam di Situ Pakembangan sebanyak 200 batang berupa bibit pohon jambu bol, salam sukun, lengkeng. Kemudian di Situ Nini Kadrem 200 pohon berupa bibit pohon jambu bol, kemiri, Situ Dukuh Dalam 100 pohon bibit cicangkudu. Selebihnya sekitar 200 bibit pohon diserahkan kepada Kodim untuk ditanam pada kegiatan TMMD 2017.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat