kievskiy.org

Penambak Ikan Asal Indramayu Ciptakan Alat Pemberi Pakan Otomatis

SUDARNO menjelaskan cara kerja alat pakan ternak mandiri yang diciptakannya pada pameran Gelar Teknologi Tepat Guna di Lapangan Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 7 Agustus 2018.
SUDARNO menjelaskan cara kerja alat pakan ternak mandiri yang diciptakannya pada pameran Gelar Teknologi Tepat Guna di Lapangan Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 7 Agustus 2018.

DALAM budidaya ikan, pada umumnya para petani ikan memberikan pakan secara manual, yakni dengan menebarnya ke kolam atau tambak pakai tangan. Dengan demikian, diperlukan tenaga dan waktu khusus dalam memberikan pakan ikan.

Menganggap cara tersebut tidak efektif, seorang penambak ikan bandeng menciptakan suatu alat pemberi pakan ikan otomatis, yaitu dengan memanfaatkan tenaga yang dihasilkan dari ikan itu sendiri. Penambak ikan itu bernama Sudarno.

Alat pakan ternak mandiri yang diciptakan pria asal Indramayu itu diberi nama Sudarno Goyang Dikit Blorot (SGDB). Inovasinya kemudian terpilih sebagai Juara I dalam Lomba Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, 7-9 Agustus 2018.

Sudarno menjelaskan, cara kerja alat diciptakannya sangatlah sederhana. Pakan ikan tinggal dituangkan ke dalam suatu tabung yang di bawahnya berbentuk corong. Di bawah corong diberikan pipa kecil, yang jika bergoyang karena tersentuh ikan atau gerakan air dari aktivitas ikan, maka pakan akan keluar secara otomatis. 

"Bahan-bahan pembuatan alat ini juga banyak tersedia di sekitar kita. Bahannya murah, bahkan gratis. Bisa dengan botol air mineral atau galon bekas. Cara buatnya juga sangat gampang. Bahan-bahan itu tinggal disambung pipa sebagai tempat keluarnya pakan ikan. Pakan baru keluar jika pipa disentuh ikan yang sedang mencari makan," katanya.

Dua tahun lalu

Sudarno menuturkan, ide pembuatan SGDS mulai terpikirkan pada pertengahan 2016. Saat itu, dia kerepotan harus memberikan pakan ikan bandeng yang ditanam di 10 tambak. Pasalnya, ongkos pekerja yang harus dibayarkannya cukup besar. Panas atau hujan, kata dia, ikan pun tetap harus diberi pakan.

"Dari situ saya berpikir bagaimana caranya membuat alat yang bisa menggantikan tenaga manusia dengan teknologi sederhana. Saya sudah coba beberapa kali eksperimen, dicoba di tambak, alhamdulillah ternyata alat yang ini sangat berguna," kata pria lulusan SMA itu. 

Apabila pakan ikan ditabur secara manual, dia menyontohkan, diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk membagikan pakan sebanyak 30 kilogram di satu kolam. Namun, dengan alat tersebut, waktu yang sama dapat digunakan untuk mengisi pakan di 20 kolam.

Sebelum mendapat penghargaan di tingkat provinsi, inovasi Sudarno lebih dulu meraih juara di tingkat kabupaten. Dia tidak berpikir akan memasarkan alat yang diciptakannya secara masal, karena siapapun bisa membuatnya. Dia berharap, alatnya itu dapat menginspirasi para petani ikan yang lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat