SUMEDANG, (PR).- PT Kahatex mengaku ikut berkontribusi membantu pemerintah dalam mengatasi masalah banjir langganan di Jalan Raya Bandung-Garut, termasuk di depan pabrik terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Dengan upayanya itu, sehingga musim hujan saat ini tak terjadi lagi banjir.
Kondisi itu, sehubungan tahun ini pemerintah pusat turun tangan langsung melakukan pengerukan sejumlah anak Sungai Citarum, seperti Sungai Cimande dan Cikijing di Kec. Cimanggung yang sering meluap. Selain itu juga, melakukan pelebaran dan pengerukan drainase (selokan) di sepanjang Jalan Raya Bandung-Garut. PT Kahatex pun ikut membantu mengatasi banjir dengan melakukan pengerukan dan pelebaran selokan di dalam area pabrik. Pasalnya, dampak banjir mengganggu operasional perusahaannya.
Menurut Kabag Umum PT Kahatex Luddy Sutedja ketika ditemui di kantornya di Jalan Raya Bandung-Garut, Desa Mangunarga, Kec. Cimanggung, Senin 3 Desember 2018, perusahaannya ikut membantu mengatasi banjir dengan memperlebar selokan yang ada di area pabrik. Dari lebar asal hanya 1,5 meter dilebarkan menjadi 7 meter. Bahkan saat ini kembali dilebarkan menjadi 9 meter. Selokan tersebut, sekalian dikeruk dan diluruskan alurnya sehingga airnya mengalir lancar, terutama ketika musim hujan. Jembatan di sekitar pabrik pun akan ditinggikan.
“Semua pengerjaan di dalam area perusahaan kami ini, disesuaikan dengan kontruksi Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Total biayanya mencapai sekitar Rp 8 miliar,” tuturnya.
Upaya lainnya, kata dia, lahan PT Kahatex di wilayah Rancaekek, Kab. Bandung seluas 3,7 hektare, digunakan pemerintah untuk keperluan penanganan banjir. Meski lahannya sudah dipakai, hingga kini belum ada proses ganti rugi.
Luddy mengatakan, penanganan masalah banjir, mendapat perhatian langsung dari Wapres Jusuf Kalla. Dirinya mengaku beberapa dipanggil oleh Jusuf Kalla. Begitu pula Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, memberikan arahan supaya PT Kahatex membantu menangani masalah banjir tersebut. “Apa yang disarankan RI 2 (Wapres Jusuf Kalla) dan pak menteri, saya laksanakan. Ini sebagai bentuk keseriusan dan kepedulian kami berkontribusi menangani banjir di Jalan Raya Bandung-Garut,” ucapnya.
Kahatex mengaku turut jadi korban banjir
Lebih jauh ia menjelaskan, keseriusan dan kepedulian PT Kahatex tersebut, karena perusahaan tekstil itu pun terkena imbas banjir. Akibat banjir sebelumnya, kendaraan yang mengangkut hasil produksi, tak bisa berangkat hingga pengiriman barangnya terlambat. “Kalau proses produksi dan order dari para buyers, tetap jalan. Cuma pengiriman barangnya jadi delay (terlambat). Karena kami juga terkena dampak banjir, sehingga kami pun ikut membantu mengatasinya,” katanya.
Hanya saja, Luddy menyesalkan musibah banjir yang merendam badan Jalan Raya Bandung-Garut hingga memutuskan arus lalu lintas kendaraan, acapkali dikaitkan dengan PT Kahatex sehingga perusahaannya menjadi sorotan negatif masyarakat dan pihak lainnya.
“Orang selalu menyebut banjir Kahatex, padahal banjirnya di Jalan Raya Bandung-Garut. Sampai-sampai running teks di jalan tol Purbaleunyi pun, menuliskan banjir Kahatex juga. Begitu pula dengan masalah lainnya, seperti limbah, macet dan (pedagang kaki lima), selalu dikaitkan dengan Kahatex,” ucapnya.