kievskiy.org

Menjelajah Monolit Tanah di Museum Tanah

MASYARAKAT mengunjungi Museum Tanah yang dibuka secara umum oleh Pustaka Kementerian Pertanian di Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bogor, Rabu, 5 Desember 2018. Museum tersebut memiliki 83 koleksi mikro monolit tanah yang diambil dari seluruh pelosok tanah air. *
MASYARAKAT mengunjungi Museum Tanah yang dibuka secara umum oleh Pustaka Kementerian Pertanian di Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bogor, Rabu, 5 Desember 2018. Museum tersebut memiliki 83 koleksi mikro monolit tanah yang diambil dari seluruh pelosok tanah air. *

SONI Saputra (40) nampak serius memperhatikan salah satu koleksi milik Museum Tanah Kementerian Pertanian di Jalan IR. H Djuanda Kota Bogor, Rabu, 5 Desember 2018. Mata Soni tertuju pada salah satu koleksi tanah areal terdampak bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 lalu.

Tanah berbentuk persegi panjang tersebut dipajang dalam etalase kaca. Dalam informasi yang tertera di samping mikro monolit tanah, tertera tanah tersebut diambil oleh Mujiono pada 2005, dan dideskripsikan oleh Kusumo Nugroho.  Mikro monolit tersebut menggambarkan kondisi tanah tsunami Aceh sebelum dan sesudah kejadian Tsunami.

“Saya jadi melihat kondisi tanah sebelum dan sesudah tsunami, ternyata ada perbedaan. Sebelum tsunami, tanah masih berupa lahan sawah, sekarang  menjadi daerah perumahan dan kebun,” ucap Soni saat dijumpai “PR”  dalam Open House Museum Tanah dalam rangka memperingati  hari tanah sedunia.

Mikro monolit tanah tsunami merupakan satu dari  83 mikro monolit yang diambil dari seluruh pelosok tanah air di Indonesia yang dipajang di Museum Tanah. Selain  sampel tanah Indonesia,  Museum Tanah juga menampilkan lapisan tanah dari luar negeri seperti tanah Malaysia hingga di Amerika. Masyarakat juga dapat melihat warisan dokumen hasil penelitian tanah berupa publikasi ilmiah dan peta-peta tanah sejak zaman pemerintah Hindia Belanda hingga kini.

Menurut Peneliti tanah Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Kementan Kusumo Nugroho, Museum Tanah di Bogor merupakan satu-satunya di Asia yang memiliki koleksi tanah terlengkap.   Mereka memiliki koleksi tanah yang diambil dari  tahun 1955 hingga 2018.

“Yang terbaru kita ambil sampel tanah di Sigi dan Palu di lokasi bencana gempa. Sedang diteliti, dan perlu waktu lama untuk menjadi sebuah monolit,” ucap Kusumo Nugroho dalam paparannya.

Kusumo mengatakan,  koleksi museum tersebut merupakan potret perkembangan ilmu tanah yang merupakan rujukan ilmu tanah internasional, terutama untuk tanah-tanah tropika. Masyarakat diharapkan mengetahui secara pasti jenis tanah di Indonesia sehingga bisa memanfaatkan lahan sesuai dengan tipe tanahnya.

“Jadi di sini masyarakat bisa belajar mengenal jenis-jenis tanah, mana tanah yang sesuai untuk perkebunan, mana tanah untuk permukiman.  Di sini kita bisa belajar kondisi tanah, jadi masyarakat bisa lebih menghargai tanah,” kata Kusumo.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat