kievskiy.org

Ribuan Orang Gelar Salat Gaib untuk Korban Tsunami Selat Sunda

MEWAKILI jamaah, Ketua Dewan Kemakmuran Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, menyampaikan perasaan duka untuk para korban bencana tsunami Selat Sunda.*/HILMI ABDUL HALIM/PR
MEWAKILI jamaah, Ketua Dewan Kemakmuran Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, menyampaikan perasaan duka untuk para korban bencana tsunami Selat Sunda.*/HILMI ABDUL HALIM/PR

PURWAKARTA, (PR).- Ribuan orang Tajug Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta melakukan salah gaib untuk para korban bencana alam di Banten, Jumat 28 Desember 2018. Salat gaib dan doa bersama dilakukan setelah salat Jumat berjemaah yang dipimpin Kiai Suhaemi asal Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.

Dalam khutbah Jumat yang disampaikan Kiai Ni’amillah Aqil Siradj dalam bahasa Cirebon, dikatakan bencana alam yang terjadi harus menjadi bahan introspeksi diri. "Mengaitkan bencana alam dengan politik hanya akan menambah derita dan sakit hati para korban. Saya mengimbau agar itu semua segera dihentikan," kata Kiai Ni’amillah.

Adik dari Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj itu pun mengajak jemaah di Tajug Gede Cilodong untuk mendoakan para korban. Setelah khutbah dan salat, jemaah yang berasal dari Purwakarta, Karawang, Subang dan Bekasi itu pun langsung mendirikan salat gaib bersama.

Kiai Ni’amillah yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Kempek, Kabupaten Cirebon itu menyampaikan perasaan duka yang mendalam untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkannya. Sama halnya dengan Ketua Dewan Kemakmuran Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi mewakili jemaah. 

“Kita semua berduka sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air, kita harus membantu mereka. Doa dan bantuan lebih mereka butuhkan dibandingkan mengaitkan peristiwa ini dengan politik,” kata Dedi.

Selain mendoakan, berbagai kelompok masyarakat Purwakarta juga melakukan penggalangan dana di berbagai lokasi seperti persimpangan jalan.

Dokter asal Ngamprah turut menjadi korban

Di tempat terpisah, tiga warga sekeluarga asal Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, dikabarkan meninggal dunia saat tsunami di Pandeglang, Banten, Sabtu 22 Desember 2018 itu. Jenazah ketiganya sudah tiba di Bandung Barat pada Senin 24 Desember 2018, dan dikebumikan di kampung halamannya. 

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung Barat Wahyu Diguna mengungkapkan, ketiga korban tersebut, yaitu Irma Komala (39) dan Iwan Kuswandi (40) serta seorang anak mereka.

"Almarhumah ibu Irma berprofesi sebagai dokter di RS di Cilegon dan ketika itu ia dan keluarga sedang berlibur di Banten," ujarnya Wahyu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat