BOGOR, (PR).- Sungai Ciliwung paling banyak terpapar limbah kotoran manusia. Kondisi tersebut didominasi terjadi di bagian hulu dan tengah Sungai Ciliwung.
Demikian diungkapkan Direktur Pengendalian Pencemaran Air Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Luckmi Purwandari saat dijumpai “PR” di Bantaran Sungai Ciliwung, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, akhir pekan lalu.
“Selain limbah domestik dan limbah yang mengandung bakteri E.Coli, ada juga limbah mikro plastik. Kita bicara untuk hulu dan tengah ya, kalau hilir beda lagi,” ujar Luckmi.
Menurut Luckmi, Direktorat Pengendalian Pencemaran Air KLHK sudah melakukan pemetaan terkait daerah mana saja yang sudah terpapar parah limbah yang menyebabkan penyebaran bakteri C.Coli tersebut. Namun demikian, Luckmi tidak dapat menjabarkan daerah bagian hulu sungai mana saja yang paling banyak terpapar limbah tersebut.
“Tidak semuanya overload. Kami punya pemantauan, punya perhitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Ciliwung. Tapi memang harus saya cek lagi datanya saya tidak hafal persis, “ kata Luckmi.
Menurut dia, KLHK sudah melakukan upaya untuk mengurangi pencemaran limbah kotoran manusia ke Sungai Ciliwung. Salah satunya dengan memberikan bantuan berupa saluran instalasi pengolahan limbah komunal.
Namun demikian, pemberian bantuan tersebut harus berdasarkan usulan pemerintah daerah setempat.
“Pemerintah daerah harus menyediakan lahannya. Kita harus cek dulu, banyak yang buang limbah ke sungai enggak daerahnya. Di Kota Bogor kita sudah bantu kalau enggak salah di Kelurahan Pasirjaya, detail desainnya sudah dibuat, tahun ini akan dibangun,” ucap Luckmi.
Terkait pencemaran limbah industri, Luckmi menyebut skala pembuangan limbah industri di Sungai Ciliwung tergolong kecil. Pembuangan limbah industri masih terjadi di daerah hilir Sungai Ciliwung.