kievskiy.org

Pemkab Sumedang akan Bangun Kereta Gantung

PINTU masuk Tahura Gunung Kunci di Jalan Pangeran Sugih di ruas Jalan Raya Bandung-Cirebon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, beberapa waktu lalu. Pemkab Sumedang akan membangun kereta gantung dari Tahura Gunung Kunci ke Tahura Gunung Palasari yang lokasinya berdekatan.*/ADANG JUKARDI/PR
PINTU masuk Tahura Gunung Kunci di Jalan Pangeran Sugih di ruas Jalan Raya Bandung-Cirebon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, beberapa waktu lalu. Pemkab Sumedang akan membangun kereta gantung dari Tahura Gunung Kunci ke Tahura Gunung Palasari yang lokasinya berdekatan.*/ADANG JUKARDI/PR

SUMEDANG, (PR).- Pemkab Sumedang akan membangun kereta gantung dari Tahura (Taman Hutan Raya) Gunung Kunci ke Tahura Gunung Palasari di wilayah Kelurahan Kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan. Kereta gantung tersebut akan melintasi ruas jalan nasional Jalan Raya Bandung-Cirebon tepatnya di Jalan Pangeran Santri, Sumedang.   

“Pembangunan kereta gantung ini, untuk menciptakan destinasi wisata baru  di wilayah Sumedang kota. Kebetulan di tengah-tengah kota Sumedang, memiliki dua hutan kota yang sangat memadai, yakni Tahura Gunung Kunci dan Palasari yang lokasinya berdekatan,” kata Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan di Pendopo kantor Induk Pusat Pemerintahan (IPP) Pemkab Sumedang, Senin, 6 Mei 2019.

Menurut dia, pembangunan kereta gantung  akan dibiayai oleh investor dari luar negeri, yakni Malaysia dan Yaman. Biayanya diperkirakan mencapai sekira Rp 200-300 miliar. Investor tersebut yang membangun kawasan rekreasi Jatim Park 1,2 dan 3.

“Kebetulan investornya teman saya dari Bandung dan Jakarta. Mereka lah yang akan membangun kereta gantung. Sebelumnya, mereka sempat datang kepada saya dan berminat membangun pariwisata Sumedang. Mereka tertarik ingin membangun tempat pariwisata yang ada di kawasan kota. Kebetulan, di wilayah kota kami punya dua taman kota yang indah,” kata Erwan

Ia mengatakan, dirinya bersyukur dan menyambut baik kepada investor yang berminat menanamkan modalnya untuk pembangunan pariwisata di Sumedang. “Sebab, kalau pariwisata di Sumedang tidak disiapkan dari sekarang, Sumedang akan menjadi kota mati setelah beroperasinya tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Oleh karena itu, kami siapkan dari sekarang. Sehingga, ketika tol sudah beroperasi, Sumedang sudah punya destinasi wisata baru,” tuturnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, pembangunan kereta gantung, tidak akan menghilangkan nilai-nilai sejarah yang ada. Justru sebaliknya, dengan wisata kereta gantung akan memperkenalkan nilai sejarah yang ada di Tahura Gunung  Kunci dan Palasari kepada masyarakat Sumedang, termasuk para pengunjung  luar kota. Di Gunung Kunci dan Palasari, terdapat benteng pertahanan bekas peninggalan zaman kolonial Belanda. “Saya juga berpesan, jangan sampai pembangunannya merusak alam. Investor bilang, pembangunan kereta gantung ini justru akan  melestarikan alam yang ada,” tuturnya.

Pengerjaan kereta gantung itu, kata Wabup Erwan, diupayakan akan dilaksanakan secepatnya. Pemkab Sumedang tengah menjajaki  kerjasama pembiayaan projek dengan pola  BOT (Build OperateTransper) selama 20-30 tahun ke depan. “Saya sudah mempelajari pola kerjasama itu dan sangat memungkinkan diterapkan dalam pembangunan kereta gantung ini. Dulu waktu saya di Bandung, ada beberapa perusahaan investor yang melakukan pola seperti itu selama 30 tahun. Apalagi ini pariwisata, cukup menguntungkan,” ujarnya

Ia menekankan, siapa pun investornya yang akan menanamkan modalnya di Sumedang, pemkab akan mendukung penuh. Dengan catatan, projek tersebut harus menghasilkan PAD (pendapatan asli daerah). “Begitu pula untuk tenaga kerja. Pengusaha diwajibkan merekrut tenaga kerja lokal warga sekitar minimal 70 persen. Saya selalu menekankan seperti itu kepada para pengusaha yang akan berinvestasi di Sumedang,” katanya.

Erwan menambahkan, destinasi wisata lainnya yang akan dibangun dalam waktu dekat, yakni mewujudkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jatigede. Progresnya, Pemkab Sumedang sudah mendapatkan proposal penawaran dari beberapa investor besar internasional. Seperti halnya  PT Mercedes Benz dari Jerman. Selain itu, perusahaan konsorsium  ITDC dan Jababeka. “Saya targetkan tahun ini bisa menyelesaikan proposal KEK Jatigedenya. Tahun depan, membuat  DED (Detail Enginering Desaign).  Untuk pengerjaannya, paling lambat tahun 2021 nanti,” ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat