BEKASI, (PR).- Beberapa jemaah calon haji asal Cimahi yang tergabung dalam kloter 33, kedapatan membawa senjata tajam dalam barang bawaannya. Senjata tajam beraneka jenis tersebut akhirnya disita petugas imigrasi yang melakukan pemeriksaan barang bawaan di Asrama Haji Jawa Barat Jakarta-Bekasi.
Petugas pemeriksaan barang dari Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Barat Sahuri mengatakan, temuan tersebut didapati menjelang pemberangkatan jemaah dari asrama menuju Bandara Soekarno Hatta, Selasa petang 16 Juli 2019.
Sesuai prosedur, barang bawaan jemaah yang berupa tas jinjing diperiksa menggunakan pemindai yang dilengkapi sensor X-ray.
"Saat tas-tas jinjing diperiksa, ada temuan silet, gunting, pisau cukur, bahkan celurit kecil," kata Sahuri, Rabu 17 Juli 2019.
Aneka senjata tajam tersebut ada yang ditaruh begitu saja di dalam tas jinjing dan ada juga jemaah yang mengakalinya dengan pembungkus berbahan alumunium foil.
"Tapi dengan alat sensor, tetap saja senjata tajam yang dibungkus itu bisa terlihat dan tentunya langsung disita karena tidak boleh dibawa selama penerbangan," katanya.
Menurut Sahuri, berdasarkan keterangan para jemaah, senjata tajam tersebut diperlukan untuk keperluan memasak saat berada di Tanah Suci. Mereka yang membawa barang-barang terlarang tersebut mengaku tidak tahu kalau hal demikian tidak diperkenankan.
"Sebetulnya peralatan seperti itu bisa dibawa jemaah, hanya saja disimpan di dalam koper yang lebih dulu diantar ke Bandara Soekarno-Hatta. Kalau disimpan di dalam tas jinjing untuk ditaruh di kabin pesawat memang dilarang karena itu sudah ada aturannya," kata Sahuri.
Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Ajam Mustajam menambahkan, petugas sudah menginformasikan kepada para jamaah calon haji mengenai barang yang dilarang untuk dibawa dalam penerbangan menuju Tanah Suci.