kievskiy.org

Waduk Jatiluhur Menyusut, Pengelola Rencanakan Hujan Buatan

WADUK Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.*/HILMI ABDUL HALIM/PR
WADUK Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.*/HILMI ABDUL HALIM/PR

PURWAKARTA, (PR).- Perum Jasa Tirta II dan para pemangku kebijakan berencana melakukan modifikasi cuaca untuk memicu hujan buatan. Hal itu dilakukan apabila musim kemarau masih berlangsung hingga September-Oktober 2019. Upaya ini dinilai penting untuk menghentikan penyusutan muka air Waduk Jatiluhur.

Kebutuhan anggaran untuk itu diperkirakan mencapai Rp 4,5 miliar. "Angkanya belum pasti. Bukan Jasa Tirta yang anggarkan tapi dikoordinasikan dengan pihak terkait," kata Direktur Operasi dan Pengembangan Jasa Tirta II Antonius Aris Sudjatmiko, Selasa, 30 Juli 2019.

Menurutnya, modifikasi cuaca harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Gubernur Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Selain itu, tergantung juga pada kondisi cuaca yang dilihat dari keberadaan awan hujan, angin dan sebagainya.

Kondisi cuaca tanpa hujan lebat diakui terjadi selama tiga bulan terakhir di wilayah Kabupaten Purwakarta. Ketiadaan suplai air ke Waduk Jatiluhur menyebabkan permukaan air menyusut. Kondisinya diperburuk oleh penggelontoran air yang cukup boros.

"Penyusutan air Waduk Jatiluhur ini mencapai dua centimeter per jamnya. Dampaknya, volume waduk ini terus menyusut. Bahkan, sampai akhir pekan lalu berada di level 99,1 meter di atas permukaan laut," tutur Antonius.

Apabila tak diantisipasi, ia mengkhawatirkan terjadi kekeringan yang cukup ekstrem. Salah satu upayanya dengan memodifikasi cuaca guna memicu hujan buatan di wilayah hulu Sungai Citarum.

Untuk itu, Jasa Tirta II selaku pengelola Waduk Jatiluhur terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Mulai dari Badan Metereologi Klimatologi Geofisika, pengelola Waduk Saguling dan Cirata hingga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk teknisnya.

Masih aman

Meskipun mengalami penyusutan air secara signifikan, Jasa Tirta II memastikan suplai air ke wilayah hilir masih aman. "Kami harapkan masyarakat lebih bijak menggunakan air saat musim kemarau seperti sekarang," kata Antonius.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat