kievskiy.org

Hadapi Musim Tanam Rendeng, Petani di Purwakarta Gropyokan

PETANI dan jajaran dinas pertanian dari Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat berkumpul sebelum melakukan gropyokan di perbatasan kedua daerah, Rabu, 29 Agustus 2019.*/HILMI ABDUL HALIM/PR
PETANI dan jajaran dinas pertanian dari Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat berkumpul sebelum melakukan gropyokan di perbatasan kedua daerah, Rabu, 29 Agustus 2019.*/HILMI ABDUL HALIM/PR

PURWAKARTA, (PR).- Petani di Kabupaten Purwakarta mulai bersiap-siap menyambut musim tanam padi selanjutnya. Selain menyiapkan modal, mereka juga melakukan gropyokan atau membasahi hama tikus di lahan persawahan secara gotong royong.

Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan Purwakarta Ade Sunarya memperkirakan musim tanam kali ini akan terjadi secara serempak. "Diperkirakan seluruh Purwakarta (tanam serempak). Karena saat ini yang tanam hanya sedikit," katanya, Rabu, 28 Agustus 2019. 

KTNA Purwakarta saat ini tengah berkeliling ke seluruh wilayah daerahnya untuk menemui para petani. Dalam kegiatan tersebut, mereka berdiskusi dengan para petani mengenai berbagai permasalahan yang terjadi dalam bertani.

Salah satunya, membahas persiapan para petani menjelang musim tanam rendeng yang akan datang. "Persiapannya mulai dari benih dan pupuk. Karena biasanya kalau serempak pupuk suka agak susah (diperoleh petani)," kata Ade.

Musim hujan

Musim hujan diperkirakan datang dalam waktu dekat. Hujan bahkan sudah mulai turun di daerah perbatasan Purwakarta seperti Cianjur, Bogor, dan Sukabumi. Karena itu, ia berharap para petani bisa langsung melakukan proses tanam setelah hujan mulai turun di Purwakarta.

Selain itu, puluhan petani juga melakukan gropyokan di area persawahan perbatasan Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat. Kegiatan itu juga didukung jajaran Dinas Pertanian dari kedua daerah.

Kegiatan tersebut diinisiasi Kelompok Tani Mekarsari Desa Pasir Angin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Tujuannya tak lain untuk mempersiapkan lahan mereka menjelang musim tanam berikutnya.

"Serangan tikus di sini cukup berbahaya, bisa menyebabkan kerusakan yang membuat produksi tidak maksimal," kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Agus Rachlan Suherlan. Karena itu, para petani melakukan upaya preventif.

Agus menjelaskan, aksi gropyokan dilakukan dengan metode pengemposan atau fumigasi lubang aktif tikus sawah. Fumigasi dinilai terbukti secara efektif membunuh tikus sawah beserta anak-anaknya di dalam tanah persawahan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat