kievskiy.org

Tiga Tahun Pascabanjir Bandang Cimanuk, 80 KK Belum Tempati Rumah Bantuan

RUMAH relokasi bagi para korban banjir bandang di wilayah Kelurahan Lengkongjaya, Kecamatan Karangpawitan.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
RUMAH relokasi bagi para korban banjir bandang di wilayah Kelurahan Lengkongjaya, Kecamatan Karangpawitan.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN

GARUT, (PR).- Peristiwa banjir bandang Sungai Cimanuk yang telah memporakporandakan ratusan rumah serta menewaskan puluhan warga besok genap tiga tahun. Banjir bandang yang menyisakan duka mendalam tersebut terjadi pada 20 September 2016 sekitar pukul 23.00 WIB.

Tiga tahun pascaperitiwa banjir bandang tersebut, warga yang menjadi korban kini sudah mulai menata kehaidupannya di rumah dan pemukiman yang baru. Namun sebagian dari mereka ternyata masih ada yang masih bertahan di rumah dan pemukiman lama.

Pantauan Kabar Priangan, ratusan kepala keluarga (KK) korban banjir bandang saat ini sudah menempati rumah yang merupakan bantuan baik dari pemerintah maupun pihak swasta di beberapa tempat relokasi. Rumah-rumah untuk para korban banjir bandang ini tersebar di beberapa daerah di antaranya di Blok Kopi Lombong, Keluarahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, di Perumahan Al Kautsar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, di wilayah Kelurahan Lengkong Jaya, Kecamatan Karangpawitan, dan di rumah susun yang dibangun di kawasan keluarahan Margawati, Kecamatan Garut Kota.

Salah seorang warga korban banjir bandang yang kini sudah menempati rumah relokasi di Perumahan Al Kautsar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Cicih (50), mengaku berterimakasih karena kini dia dan keluarganya telah memiliki rumah baru. Peristiwa banjir bandang Sungai Cimanuk tiga tahun lalu menurutnya telah menyebabkan ia harus kehilangan rumahnya yang berlokasi di wilayah Kampung Sanding, Keluarahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota.

Sempat mengungsi

Pascaperistiwa banjir bandang, diakui Cicih ia dan anggota keluarganya sempat mengungsi di rusunawa Musaddadiyah selama dua tahun. Namun sejak sekitar tiga bulan yang lalu, ia mulai menempati rumah relokasi yang disedikan pemerintah di Perumahan Al Kautsar, Desa Sirajaya, Kecamatan Tarogong Kaler.

"Alhamdulillah, sudah tiga bulan kami mulai menempati rumah relokasi di Perumahan Al Kautsar ini. Rumah kami yang dulu di Sanding rusak berat karena tersapu terjangan banjir bandang tapi untung semua anggota keluarga kami selamat," ujar Cicih yang mengaku sedang tidur pulas dengan dua orang cucunya saat banjir bandang terjadi.

Cicih mengaku cukup nyaman dengan tinggal di rumah relokasi yang ditempatinya saat ini. Selain aman, di sini juga ia tinggal bersama puluhan korban banjir bandang lainnya. 

Namun demikian Cicih mengaku hingga saat ini masih kebingungan mencari penghasilan karena lokasi ke tempat jualan dulu di kawasan Garut Kota yang cukup jauh. Kalau dulu sewaktu masih tinggal di Sanding, ia hanya perlu naik angkot satu kali karena lokasinya yang tak begitu jauh ke tempat berjualan.

"Belum bisa kembali berjualan seperti dulu karena lokasinya yang cukup jauh dari sini. Untuk bisa sampai ke tempat jualan, saya terlebih dahulu harus naik ojeg dan kemudian naik angkot," katanya.          

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat