INDRAMAYU, (PR).- Para perantau Indramayu yang hidup di Wamena, Papua mengalami trauma berat sehingga enggan kembali ke sana. Selain mengalami trauma, harta benda mereka juga telah ludes habis dijarah perusuh. Kamis, 10 Oktober 2019, mereka akhirnya kembali ke kampung halamannya masing-masing.
Total ada tiga keluarga yang kembali pulang ke Kabupaten Indramayu. Namun satu keluarga memilih pulang ke Sukabumi mengikuti domisili kepala keluarga. Salah seorang warga perantau Dimas Marseto (28) mengaku, keluarganya mengalami trauma berat akibat menyaksikan langsung kekerasan yang terjadi di Wamena.
Dirinya sudah merantau selama bertahun-tahun di Wamena dan baru kali ini merasakan kekhawatiran yang amat sangat di dalam hidupnya. “Saya tinggal di sana sejak tahun 2013. Profesi saya berdagang kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. Dia menceritakan, ketika kerusuhan terjadi ia baru saja membuka kios tempat usahanya.
Tiba-tiba massa perusuh yang dilengkapi dengan berbagai senjata tajam datang berbondong-bondong. Tak ayal, Dimas pun urung membuka kiosnya dan memilih untuk menyelamatkan diri bersembunyi di rumahnya. Namun situasi yang semakin memanas membuat ia dan keluarganya terpaksa bersembunyi di kandang babi milik tetangganya.
“Kami bersembunyi tanpa bersuara selama 3 jam. Total ada 9 warga yang bersembunyi bersama kami,” kata dia.
Untungnya selang beberapa waktu anggota TNI datang ke lokasi kerusuhan dan menyelamatkan warga. Dimas mengakui, melihat sendiri kekerasan yang dilakukan oleh para perusuh hingga banyak korban jiwa berjatuhan.
Kejadian itulah yang membuat dirinya dan keluarga trauma untuk kembali ke Wamena. Terlebih harta bendanya sudah habis dijarah. “Sekarang sudah tidak punya harta benda apa-apa lagi,” tuturnya.
Kepulangan mereka ke Indramayu disambut langsung oleh Bupati Indramayu Supendi. Dalam pertemuan tersebut, Supendi menyerahkan bantuan dari Baznas Indramayu sebesar Rp 7,5 juta kepada masing-masing keluarga. “Alhamdulillah mereka selamat dan bisa kembali ke Indramayu. Kita berikan bantuan sebagai biaya hidup dan modal usaha untuk kembali menata hidupnya,” ucap Supendi.***