kievskiy.org

BMKG Pastikan Indonesia Tak Dilanda Gelombang Panas

WARGA berteduh di bawah pohon saat akan melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kurang lebih satu minggu dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius, dikarenakan matahari berada dekat dengan jalur khatulistiwa.*/ANTARA
WARGA berteduh di bawah pohon saat akan melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kurang lebih satu minggu dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius, dikarenakan matahari berada dekat dengan jalur khatulistiwa.*/ANTARA

PURWAKARTA, (PR).- Kabar mengenai gelombang panas yang melanda wilayah Indonesia membuat masyarakat di Kabupaten Purwakarta khawatir. Namun, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika memastikan kabar yang tersebar di media sosial dan aplikasi pesan daring itu hoaks.

BMKG mengakui suhu udara di sejumlah wilayah Indonesia saat ini memang cukup panas, tapi bukan berarti gelombang panas. "Fenomena gelombang panas tidak terjadi di Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R Prabowo dalam keterangan persnya, Rabu, 23 Oktober 2019.

Menurut dia, gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

"Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya Gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," tutur Mulyono.

Berdasarkan data histori, ia menyebutkan suhu maksimun di Indonesia belum pernah mencapai 40 derajat celsius. Data BMKG mencatat suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia mencapai 39,5 derajat celcius pada tahun 2015 di Kota Semarang Jawa Tengah.

Sedangkan pada tahun ini, BMKG mengamati suhu maksimum terjadi pada 20 Oktober 2019 lalu dari tiga stasiun pengamatan BMKG. Yakni di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi dari pantauan Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) sebesar 38.8 derajat celsius.

Kemudian, di Stasiun Klimatologi Maros terpantau angka 38.3 celsius, dan di Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8 celsius. Dibandingkan tahun sebelumnya, Mulyono mengakui terjadi sedikit kenaikan suhu. Pada periode Oktober 2018 tercatat suhu maksimumnya mencapai 37 celsius.

Sementara itu, masyarakat di Kabupaten Purwakarta merasakan suhu udara yang relatif lebih panas dalam beberapa hari terakhir. "Tanaman-tanaman kering walaupun sudah disiram. Kalau ke tubuh kita itu rasanya tenggorokan juga jadi kering, susah menelan," kata salah seorang warga Sukatani, Yuni.

Menurut Ahli Gizi Puskesmas Sukatani Kabupaten Purwakarta Evti Novia, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kenaikan suhu udara. Ia menyarankan kepada warga yang beraktivitas di luar ruangan untuk mengenakan pakaian yang dapat melindungi kulit dari sorotan sinar matahari secara langsung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat