kievskiy.org

Kepolisian Indramayu Gagalkan Pengiriman TKI ke Irak

TERSANGKA kasus perdagangan manusia ke Irak telah berhasil diringkus Kepolisian Indramayu beberapa waktu lalu dan kasusnya dirilis kepolisian pada Jumat, 25 Oktober 2019. Polisi akan berkoordinasi dengan Interpol untuk menelusuri adanya kemungkinan korban lain yang telah dikirim ke Timur Tengah.*/GELAR GANDARASA/PR
TERSANGKA kasus perdagangan manusia ke Irak telah berhasil diringkus Kepolisian Indramayu beberapa waktu lalu dan kasusnya dirilis kepolisian pada Jumat, 25 Oktober 2019. Polisi akan berkoordinasi dengan Interpol untuk menelusuri adanya kemungkinan korban lain yang telah dikirim ke Timur Tengah.*/GELAR GANDARASA/PR

INDRAMAYU, (PR).- Kepolisian berhasil menggagalkan upaya penyelundupan manusia ke negara Timur Tengah. Seorang tersangka yang berperan sebagai sponsor diciduk oleh petugas. Kepolisian pun akan berkoordinasi dengan Interpol untuk menelusuri adanya kemungkinan korban lain yang telah dikirim ke Timur Tengah. 

Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Yoris Marzuki, menuturkan, pengungkapan kasus perdagangan manusia itu diketahui polisi pada pertengahan Oktober 2019. Kala itu, polisi mendapatkan laporan adanya upaya pengiriman tenaga kerja ke Irak.

Polisi pun akhirnya mencegat sebuah mobil sedan hitam dan mendapatkan dua orang wanita. Setelah diinterogasi, mereka ternyata merupakan korban perdagangan manusia. "Di dalam mobil ada tiga orang. Satu lelaki dua wanita," ujar Yoris di Mapolres Indramayu, Jumat, 25 Oktober 2019.

Modus yang ditawarkan pelaku yakni mengiming-imingi korbannya dengan gaji 400 dollar AS. Namun, agar bisa pergi, korban mesti menyetor sejumlah uang kepada pelaku.

Sebagai daya tarik, pelaku juga menawarkan pinjaman kepada korban sebesar Rp10 juta. Uang tersebut merupakan trik pelaku untuk menjerat korban agar mau diberangkatkan ke Irak. "Dari seorang korban, pelaku D (25) mendapatkan keuntungan sebesar Rp8 juta," kata Yoris.

Berdasarkan hasil penelusuran, tersangka tak bekerja sendiri. Dia di bawah perintah istrinya yang kini tengah bekerja di Irak.

Istri dari pelaku berperan menjadi agen yang menyalurkan para korban untuk dipekerjakan menjadi asisten rumah tangga. Padahal, kata Yoris, pengiriman TKI ke negara Timur Tengah sudah dihentikan.

Salah seorang korban, Usnaeni, mengatakan, ia sempat menolak tawaran dari pelaku karena curiga. Namun, pelaku mengancam dirinya supaya tetap membayar walaupun tak jadi pergi. Akhirnya korban pun menyerah dan menuruti kemauan dari pelaku.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat