kievskiy.org

Nur Mila, Pesilat Menderita Kista Ovarium Butuh Bantuan

NUR Mila Erianti (16) ditemani sang ibu saat berada di kediamannya, di Desa Sukataris, Kecamatan Karangtengah, Senin, 18 November 2019. Pesilat muda itu menderita kista ovarium, sehingga perutnya terus membesar dan perlu segera mendapat operasi.*/SHOFIRA HANAN/PR
NUR Mila Erianti (16) ditemani sang ibu saat berada di kediamannya, di Desa Sukataris, Kecamatan Karangtengah, Senin, 18 November 2019. Pesilat muda itu menderita kista ovarium, sehingga perutnya terus membesar dan perlu segera mendapat operasi.*/SHOFIRA HANAN/PR

IMPIAN Nur Mila Erianti (16) untuk terus aktif bersekolah dan menggeluti seni pencak silat, harus terhalang karena penyakit ganas yang menyerangnya. Pegiat seni yang menekuni pencak silat sejak SD itu, kini hanya bisa terbaring karena menderita penyakit kista ovarium sejak tujuh bulan lalu.

Hal itu tentu saja menghancurkan perasaan Mila dan kedua orangtuanya. Pasalnya, gadis yang duduk di bangku kelas 12 SMA itu dikenal sangat aktif sebelum akhirnya jatuh sakit. Kini, Mila lebih banyak menghabiskan waktunya di atas kasur karena perutnya terus membengkak sehingga pergerakannya pun terbatas.

Orangtua Mila, Supriyatna (34) dan Siti nurhayati (32) mengatakan, putrinya mulai merasakan adanya benjolan di sekitar dada sejak beberapa bulan lalu. Mila kemudian mulai sering tidak enak badan, tapi gadis itu seringkali memaksakan diri untuk tetap beraktivitas.

”Bahkan, Mila sempat tampil di acara peresmian Alun-alun Cianjur Februari lalu. Dia tampil di depan Jokowi dan Ridwan Kamil. Mila memang aktif sekali di pencak silat,” ujar sang ayah, Supriyatna, di Kampung Baros Kulon, Desa Sukataris, Kecamatan Karangtengah, Senin, 18 November 2019.

Namun, selepas tampil pada kegiatan tersebut Mila jatuh pingsan dan akhirnya gejala penyakitnya mulai parah. Tubuh Mila semakin kurus kering sementara perutnya terus membesar, hal itu membuatnya sesak nafas bahkan untuk berbaring pun dia kesulitan.

Melihat kondisi tersebut, Supriyatna melakukan segala cara untuk menyembuhkan putri sulungnya itu. Mulai dari berobat ke rumah sakit setempat, dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, bahkan hingga mencoba pengobatan alternatif.

Akan tetapi, belum ada hasil yang didapatkan dari semua usaha berobat itu. Sampai saat ini, Mila masih terus pulang pergi untuk kontrol ke Bandung. Kedua orangtuanya mengharapkan, putri mereka bisa segera menjalani operasi meskipun sampai sekarang Mila tak kunjung mendapatkan jadwal.

”Harusnya Mila dioperasi, tapi kata dokter di Bandung belum bisa. Karena cairan dari perutnya terdorong ke paru-paru, akhirnya dia diberikan obat tuberklosis (TBC). Tapi, saat ini kami berhenti memberikan obatnya ke Mila soalnya karena obat keras jadi reaksinya juga langsung terasa sama dia,” ujar Supriyatna.

Sebanyak enam tablet obat harus diminum Mila untuk mengobati paru-parunya. Namun, orangtua Mila berhenti memberikan obat tersebut setelah putrinya justru merasa semakin sesak nafas dan tidak bernafsu makan. Padahal, dokter di Cianjur menyatakan Mila tidak menderita TBC dan tidak perlu mengonsumsi obat tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat