PIKIRAN RAKYAT – Nama jalan yang membentang di Kelurahan Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya itu, menyimpan kisah tokoh pejuang revolusi kemerdekaan asal Tasikmalaya. Namanya memang tak terlalu banyak dikenal warga saat ini. Nama jalan itu ialah Kapten Naseh.
Tuti Karsuti (83), putri Kapten Naseh, berkisah tentang sepak terjang ayahnya itu, saat ditemui di rumahnya, Jalan Kapten Naseh Nomor 34, Kelurahan Panglayungan, Selasa 14 Januari 2020. Antara lain saat Naseh akan dihukum mati.
”Waktu itu ayah sudah dibawa oleh tentara Belanda ke Lembang untuk dieksekusi. Ayah dihukum karena melawan penjajah,” ujar Tuti.
“Pada saat bersamaan, tentara Jepang masuk Bandung. Pesawat Jepang menembaki mobil yang membawa Bapak sehingga mobil ke selokan. Tapi, saya tidak terlalu ingat kapan kejadiannya,” katanya.
Baca Juga: Gugatan Anak Pahlawan Nasional Jenderal Besar AH Nasution Ditolak, Pemkot Lolos dari Jeratan Hukum
pahlawanBaca Juga: Hari Pahlawan, PT DI Ekspor Satu Pesawat ke Thailand
Meski Jepang masuk, bukan berarti Naseh bebas. Dia kembali dijebloskan ke penjara di Tasikmalaya karena namanya sudah kadung masuk daftar sebagai "orang berbahaya".
Naseh juga menjadi saksi saat KH Zainal Mustafa dimasukkan ke dalam bui di Tasikmalaya oleh tentara Jepang karena memimpin pemberontakan di Pesantren Sukamanah, Singaparna. Naseh lebih dulu masuk penjara ketimbang sang kiai.