kievskiy.org

Terdampak Covid-19, Sektor Pariwisata dan Pekerja Seni Mati Suri

USAI ditutupnya objek wisata untuk memutuskan siklus virus corona COVID-19, sejumlah hotel dan restoran sudah merumahkan beberapa karyawan nya.*
USAI ditutupnya objek wisata untuk memutuskan siklus virus corona COVID-19, sejumlah hotel dan restoran sudah merumahkan beberapa karyawan nya.* /AGUS KUSNADI/KP

PIKIRAN RAKYAT - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi mendorong Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk turut memerhatikan sektor wisata dan pelaku seni. Dua sektor tersebut dinilai tidak kalah terdampak dari pandemi Covid-19.

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno menilai, pariwisata dan dunia seni menjadi dua sektor yang terdampak pandemi Covid-19 sejak awal. Sebelum pemerintah menetapkan status luar biasa, kedua sektor tersebut bahkan sudah menutup usahanya lebih dulu.

“Di Kabupaten Bekasi, sektor pariwisata adalah sektor yang pertama kali mengalami dampak saat pandemi Covid-19. Puluhan usaha pariwisata sudah lebih dulu tidak beroperasi, karena kesadaran pelaku usaha pariwisata tentang bahaya penularan virus ini,” ucap dia.

Baca Juga: Perkembangan Sistem Pelacakan COVID-19 yang Dibuat Apple dan Google

Mereka yang pertama kali tidak beroperasi saat pandemi Covid-19 di Kabupaten Bekasi, yakni sektor wisata alam, arena bermain anak, kolam renang, termasuk usaha hiburan seni budaya. Sejumlah pelaku seni tradisional bahkan sudah kehilangan panggilan manggung jauh sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan.

“Pelaku seni seperti jaipong, topeng, wayang golek, organ tunggal, dan usaha hiburan sejenis lainnya sudah kehilangan mata pencaharian jauh sebelum diterapkan PSBB. Mereka bahkan sudah tidak beroperasi lagi saat Kabupaten Bekasi menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 16 Maret 2020 yang lalu,” ucapnya.

Dengan tidak beroperasinya usaha pariwisata di Kabupaten Bekasi ini, lanjut dia, sangat berdampak bagi pelaku usaha pariwisata maupun para pekerjanya. Pelaku usaha pariwisata harus meliburkan pekerjanya, merumahkan atau bahkan terkena pemutusan hubungan kerja.

Baca Juga: Purwakarta Lakukan PSBB Parsial, Penyekatan Jalan Mencakup Perbatasan hingga Pusat Kota

“Karena ternyata pada akhirnya yang terdampak itu tidak hanya pedagang kecil atau pelaku usaha transportasi, tapi juga pelaku seni. Seni tradisional yang hanya menggantungkan hidupnya lewat manggung atau pelaku usaha pariwisata yang hanya mengandalkan penjualan karcis,” ucap dia.

Nyumarno menyatakan, pemerintah harus menyiapkan strategi jangka pendek dan panjang agar sektor pariwisata tetap beroperasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat