kievskiy.org

Masjid Al Jabbar Kertajati Tak Terurus, DKM: Begini Adanya, karena Tidak Ada Biaya Perawatan

Masjid Al Jabbar Kertajati Majalengka.
Masjid Al Jabbar Kertajati Majalengka. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Kondisi Masjid Al-Jabbar Kertajati yang berdiri megah dan mewah di Desa Babakan, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, yang mulai dibangun pada 2017 serta diresmikan pada 2020 kondisinya memprihatinkan, kotor seolah tidak terawat.

Lantai masjid berdebu dan kotoran burung, kelelawar serta kotoran lain dari langit-langit ruangan jatuh ke lantai. Tempat mukena dan sarung menumpuk tak beraturan di salah satu sudut ruangan.

Ketika akan sholat jemaah harus membawa sajadah sendiri atau membersihkan lantai terlebih dulu karena ketika sujud bisa mencium debu.

Baca Juga: Masjid di Nigeria Jadi Sasaran Teror, 12 Jemaah Ditembak hingga Tewas

Lantai masjid berdebu dan kotoran burung, kelelawar serta kororan lain dari langir-langit ruangan jatuh ke lantai. Tempat mukena dan sarung menumpuk tak beraturan di salah satu sudut ruangan. Ketika akan solat jemaah harus membawa sajadah sendiri atau membersihkan lantai terlebih dulu.
Lantai masjid berdebu dan kotoran burung, kelelawar serta kororan lain dari langir-langit ruangan jatuh ke lantai. Tempat mukena dan sarung menumpuk tak beraturan di salah satu sudut ruangan. Ketika akan solat jemaah harus membawa sajadah sendiri atau membersihkan lantai terlebih dulu.
Masjid yang dibangun dua lantai, yang katanya mampu menampung jemaah 1.000 orang ini, di lantai dua tampak lebih kotor lagi, ada beberapa kayu yang lapuk berserakan di lantai dengan keramik mahal. Cermin di toilet mulai rusak berjamur, malah katanya di toilet laki-laki banyak puntung rokok berserakan.

Sejumlah warga Desa Babakan dan Kertawinangun, Kecamatan Kertajati yang letaknya paling dekat dengan masjid tersebut mengungkapkan, masjid berdiri megah namun letaknya jauh ke pemukiman.

Baca Juga: Pelaku Penyerang Imam di Masjid Bekasi Terungkap, Polisi Beberkan Kondisi Mentalnya

Sehingga masyarakat jarang yang datang ke masjid dan masjid hanya dipergunakan tamu yang kebetulan melintas ke wilayah tersebut. Masyarakat lebih memilih sholat di masjid terdekat di desanya.

"Beberapa waktu lalu setelah masjid diresmikan, masyarakat banyak yang diminta untuk sholat jumat di sana, bahkan bagi yang bersedia sholat Jumat disana sempat diberikan uang sebesar Rp 50.000 per jemaah. Namun itu hanya beberapa kali saja setelah itu tidak," kata Asep.

Jemaah yang diminta untuk sholat jumat dari Kertawinangun dan Desa Babakan, karena saat itu pengurus masjid menghendaki ada aktifitas di sana. Masjid bisa dipergunakan untuk beribadah. Di sana tersedia juga ruangan untuk marbot, dan sedianya ada untuk perpustakaan hingga aktivitas lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat