kievskiy.org

Musim Hujan Membawa Berkah untuk Tukang Keset di Majalengka, Permintaan Naik 100 Persen

Nanang perajin asal Desa  Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengkakeset menunjukan keset yang diproduksinya ketika akan mengirim ke sebua grosir barang, Sabtu (25/11/2023), d musim penghujan permintaan keset bisa naik lebih dari 100 persenan.
Nanang perajin asal Desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengkakeset menunjukan keset yang diproduksinya ketika akan mengirim ke sebua grosir barang, Sabtu (25/11/2023), d musim penghujan permintaan keset bisa naik lebih dari 100 persenan. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Jelang musim hujan, permintaan keset berbahan kain di wilayah Majalengka meningkat hingga sekira 100 persen. Produksi pun terus ditambah. Namun, pekerja yang memproduksinya sulit diperoleh karena banyak yang ke sawah.

Nanang, salah seorang perajin keset di Desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, menyebutkan, saat ini permintaan keset kain produksinya mulai meningkat, kondisi seperti ini biasa terjadi setiap musim hujan.

Jika musim kemarau, permintaan pasar keset hanya 5-10 kodi per minggu. Pada musim hujan, permintaan naik hingga 25–30 kodi per minggunya.

“Sekarang, permintaan pasar mulai naik, ini biasa terjadi setiap musim hujan. Mungkin semua keluarga butuh keset, curah hujan mempengaruhi, karena kaki sering basah,” sebut Nanang yang sudah beberapa tahun terakhir memproduksi keset.

Menurutnya, ada sebuah toko grosir barang yang setiap minggunya mampu menjual hingga 6–7 kodi. Ada pula yang hanya sekira 2-3 kodi.

Karena permintaan pasar tinggi, jumlah pekerja pun biasanya ditambah. Jika hari–hari biasa dalam sehari pekerja hanya 10 orang, ketika musim hujan pekerja bisa ditambah menjadi 20 orang per hari.

“Permintaan pasar tinggi, tapi pekerja sulit apalagi jika musim tanam karena banyak yang ke sawah. Para pekerja di sini mengerjakan anyaman kesetnya sampingan karena mungkin upahnya murah,” kata Nanang.

Upah untuk pembuatan satu anyaman keset kain, menurut Nanang, hanya sebesar Rp2.000, Jika dibanding bekerja ke sawah, upah yang diperoleh sangat jauh sehingga para pekerja saat musim tanam atau mengolah lahan lebih memilih ke sawah.

Upah murah, menurut Nanang, karena harga jual kesetnya pun sangat murah yakni Rp7.500 per buah atau Rp150.000 per kodi.

Sedangkan untuk bahan baku, menurut Nanang, mudah diperoleh karena kebetulan di Majalengka sekarang ini banyak pabrik garmen. Di sana banyak limbah kain yang tidak dimanfaatkan dan limbahnya di jual sengan harga murah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat