kievskiy.org

Kampung Rawa Cina Nagrak Cianjur bak Kampung Mati, Semua Bangunan Akan Direlokasi

Warga melintasi reruntuhan rumah yang ambruk di Kampung Nagrak, RT 4 RW 8, Desa Margalaksana, Ke­camat­an Cipeundeuy, Bandung Barat, Minggu (6/11/2022). Rumah itu dihuni mantan pekerja migran dan putrinya.
Warga melintasi reruntuhan rumah yang ambruk di Kampung Nagrak, RT 4 RW 8, Desa Margalaksana, Ke­camat­an Cipeundeuy, Bandung Barat, Minggu (6/11/2022). Rumah itu dihuni mantan pekerja migran dan putrinya. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Kampung Rawa Cina di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, bak kampung mati. Pasalnya, di kawasan itu, tepatnya di RT 2, RT 3, dan RW 16, tidak boleh ada bangunan yang berdiri karena merupakan episentrum titik patahan Sesar Cugenang.

Kampung Rawa Cina merupakan salah satu lokasi yang sangat terdampak oleh gempa bumi yang mengguncang Cianjur. Setidaknya 29 orang meninggal dunia, mengakibatkan 185 KK terdampak, dan 180 rumah rusak.

Di Kawasan tersebut, saat ini masih berdiri sejumlah bangunan, sehingga banyak warga yang menyebut kampung mati. Rencananya, pemerintah akan segera membongkar bangunan tersebut.

Kepala Desa Nagrak, Hendi Saepul Maladi, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan BNPB dan BMKG, Kampung Cina merupakan zona merah sehingga berbahaya jika didirikan bangunan di sana.

"Sementara ini kami mengimbau kepada masyarakat Desa karena ini juga merupakan hasil dari Pemerintah Kabupaten, terkait 2 RT di kawasan tersebut dilarang mendirikan bangunan," ucapnya, Senin, 21 November 2023.

Ia menuturkan, kampung Cina merupakan kawasan zona merah yang saat ini tidak ada penghuninya karena di kawasan tersebut harus direlokasi dengan kondisi patahan besar. "Untuk rumah yang belum dibongkar karena mungkin salah satunya belum ada tindakan dari Pemerintah Kabupaten," ucapnya.

Hendi mengatakan, Pemerintah Desa akan segera mengirimkan surar ke BPN, terkait dengan batas wilayah atau batas tanah milik warga. "Yang saya takutkan nanti sudah adanya gulma atau rumput liar, ditakutkan batas tanah jadi rebutan," katanya.

Ia mengatakan, untuk tanah milik warga, di kawasan tersebut hanya dibolehkan untuk perkebunan ataupun pertanian dan tidak boleh dibuatkan bangunan. "Rencana bangunan yang ada di Kawasan tersebut mau dibongkar, karena sekarang akses listrik juga sudah ditiadakan," katanya.

Hendi mengatakan, kawasan tersebut saat ini sudah tidak ada penghuni, bahkan warga hanya datang untuk bertani. "Karena pekerjaan mereka itu di sana, kalau rumah memang tidak ada penghuninya," katanya.

Ia mengatakan, warga di Kampung Rawa Cina dilakukan relokasi di Sirnagalih dan di Babakan Karet. Beberapa dari warga saat ini masih menunggu untuk relokasi di Babakan karet. "Ada yang menunggu di saudaranya di Sirnagalih dan yang ngontrak juga ada," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat