kievskiy.org

Bikin Naik Angkot Jadi Tren di Bandung

Angkot di Kota Bandung.
Angkot di Kota Bandung. /Antara/Raisan Al Farisi

PIKIRAN RAKYAT – Di Bandung, kalau sarapan di kafe, bersepeda, atau berburu piringan hitam tiba-tiba jadi tren kekinian dan dianggap keren, kenapa naik angkot tidak bisa juga jadi tren yang pada akhirnya dianggap keren dan membuat anak muda FOMO (fear of missing out)? Barangkali jawabannya ada di pergerakan arus bawah.

Dorongan dan gagasan untuk tulisan ini muncul setelah menghadiri diskusi publik di Kedai Jante Perpustakaan Ajip Rosidi Bandung tentang rencana pembangunan tol dalam kota Bandung dan berbagai persoalan transportasinya, Kamis, 3 Mei 2024.

Mengharap adanya kebijakan keberlanjutan dari pemerintah dan perencanaannya yang apik soal transportasi dan infrastrukturnya, bak menunggu Godot. Entah kapan akan terealisasi.

Buktinya, berbagai wacana dan rencana soal moda transportasi umum di Bandung banyak yang tumbang. Layu sebelum berkembang. Halte Trans Merto Bandung tak terurus bahkan kebakaran. Metro kapsul dilupakan. Modernisasi dan peremajaan angkot jadi hajat tanggung. Menunggu bus DAMRI bisa makan waktu 2 jam. Apa kabar pula rencana “gila” cable car alias kereta gantung yang dicanangkan 2012? Beroperasinya Trans Metro Pasundan jadi kabar penawar kekecewaan.

Angkot di Bandung
Angkot di Bandung

Saya menulis ini dalam kapasitas sebagai warga Bandung yang dalam beberapa tahun belakangan kehilangan kenikmatan menjadi warga kota ini. Pembangunan ugal-ugalan. Harga properti kelewat tinggi. Penataan infrastruktur belum bagus. Pembangunan manusianya agaknya sama saja.

Kota ini seolah berjalan autopilot tak terurus, dibiarkan begitu saja sampai pemilu menelurkan sosok baru yang jadi pilotnya untuk 5 tahun ke depan dan membuat berbagai aturan. Termasuk soal moda transportasi umumnya. Kritik bertubi-tubi di media massa dan media sosial cenderung dibiarkan dan baru ditindak setelah viral.

Soal transportasi di Bandung, sejatinya warganya tidak merdeka memilih. Warga cenderung dipaksa bepergian dengan kendaraan pribadi, termasuk kendaraan pribadi yang diubah jadi umum via aplikasi. Memang, pilihan itu jadi yang paling rasional karena angkutan umumnya tidak terintegrasi, tidak nyaman, dan tidak bisa diterka kapan tersedia.

Rasanya, kebahagiaan menjadi warga Bandung akan meningkat, paling tidak, jika bepergian bisa lebih mudah dan menyenangkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat