kievskiy.org

Ketika Jalan Asia Afrika Jadi Tujuan Wisata, Bekas Penjara Bung Karno Tetap 'Kesepian'

[1] Pintu besi sel no 5 yang tak mampu membendung semangat pembebasan Sukarno. [2] ranjang, bendera, pispot dan koleksi Fikiran Ra'jat, [3] dua anak di depan sel ukuran 1,8x2,5 m yang mengurung Sukarno pada akhir Desember 1929 selama 8 bulan.*
[1] Pintu besi sel no 5 yang tak mampu membendung semangat pembebasan Sukarno. [2] ranjang, bendera, pispot dan koleksi Fikiran Ra'jat, [3] dua anak di depan sel ukuran 1,8x2,5 m yang mengurung Sukarno pada akhir Desember 1929 selama 8 bulan.*

PRLM - Jalan Asia Afrika kini menjadi tujuan wisata kota Bandung. Ribuan orang setiap hari memacetkan jalan legendaries ini. Mereka berpotret di depan Gedung Merdeka, di depan patok KM 0 dan lain-lain. Para pengunjung merasakan betapa besar gaung Konperensi Asia Afrika 60 tahun lalu. Di balik kesuksesan itu, ada jasa Sukarno, presiden ke-1 Republik Indonesia. Sukarno berhasil meyakinkan negara-negara Asis Afrika agar konperensi itu dilangsungkan di Indonesia, bertempat di Kota Bandung. India yang semula calon kuat tuan rumah, akhirnya kalah. Maka di sekitar Gedung Merdeka lah masyarakat tumpah ruah mengenang gelora kemerdekaan Negara-negara dunia ketiga itu. Rakyat berpotret di bawah gedung-gedung bersejarah yang sudah dipercantik. Namun nyaris tidak ada yang mengunjungi satu tempat bersejarah lain terkait Sukarno, yang justru tidak jauh dari situ, yatiu bekas penjara Bung Karno . Memang letaknya tersembunyi di pertokoan Banceuy yang kumuh. Selain itu, public banyak yang salah mengira bahwa kamar Sukarno itu adalah yang setiap hari terlihat di jalan depan pertokoan alat-alat elektronik CIkapundung. Padahal tempatnya ada di dalam kompleks pertokoan yang nyaris mati. Sel no 5 itu berukuran 1,8 x 2,5 m. Di dalamnya ada foto Sukarno, ada piagam Pantjasila, burung Garuda. Tampak juga ranjang kecil, dengan selimut belang. Di atas ranjang, ada juga pispot putih. Mungkin Sukarno harus buang air besar dan air kecil di sel sempit itu.Selain itu ada bendera merah putih, dan setumpuk majalah Fikiran Ra’jat yang diterbitkan Sukarno pada tahun 1930-an. Di majalah itu, Sukarno adalah pemimpin redaksinya. Di dinding sebelah kanan tertulis ucapan Sukarno: Koe Kobankan Dirikoe di Penjara ini. Demi Bangsa dan Negarakoe, Indonesia! Mungkin benar itu ucapan Sukarno, akan tetapi ditulis ulang, mengingat kata Penjara semestinya tertulis Pendjara. Pak Maman, soerang tua berambut putih dari kawasan Dago tampak tercenung melihat ke dalam sel. “Meni asa was, pemimpin urang pernah dikurung di sel sesmpit ini,” ujarnya. PAgi itu, ribuan orang tumplek di kawasan Asia Afrika. Sementara sel si Bung tetap sunyi di tengah kekumuhan pertokoan yang kebanyakan sudah tutup. (Budhiana/"PRLM")***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat