PIKIRAN RAKYAT - Beberapa waktu lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penangkapan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Penangkapan Edhy Prabowo pada 25 November 2020 lalu itu pun cukup mengejutkan publik.
Seperti diketahui bahwa Edhy ditangkap atas tuduhan kasus suap izin ekspor benih lobster, bersama dengan enam tersangka lainnya.
Baca Juga: Demi Bisa Habiskan Waktu dengan Raffi Ahmad, Rafathar Rela Berikan Seluruh Tabungan untuk Ayahnya
Keenam tersangka tersebut di antaranya adalah, Stafsus Menteri KKP sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Safri (SAF), Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito (SJT) dan pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi (SWD).
Kemudian ada pula Stafsus Menteri KKP sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Andreu Pribadi Misata (APM), Sekretaris Pribadi Menteri KKP Ainul Faqih (AF) dan istri Menteri KKP Ainul Faqih (AF) yang juga ikut ditangkap.
Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel "Murni karena Tindak Pidana Korupsi, KPK Bantah Kasus Edhy Prabowo Ada Kaitannya dengan Politik", Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan, penangkapan Edhy tidak ada hubungannya dengan ranah politik.
Baca Juga: Link Live Streaming TV Online Benevento vs Juventus, Matthijs de Ligt Siap Tampil Lagi
Firli Bahuri mengonfirmasi bahwa penangkapan Edhy murni karena terjerat kasus korupsi.